45 - Kamar

248K 20.9K 2K
                                    

Cek! Cek!

Udah siap baca keuwuan AresNara?

Tapi sebelum itu, VZ mau minta kalian untuk vote, komen, dan jangan lupa share yah, :)

Komennya yang banyak, biar VZ makin semangat update😉

Selamat membaca😍

*****

Sarah Annara

Setelah seharian ini tenagaku terkuras habis, akhirnya aku bisa mengistirahatkan tubuhku di atas kasur empuk. Untungnya aku tidak perlu menempuh perjalanan pulang agar bisa istirahat, karena malam ini, kami semua diberi fasilitas menginap gratis di resort nya keluarga Pak Gian.

Kurang apa lagi dia?

Sampe sahabat-sahabatku juga dibayarin. Aku jadi makin merasa bersalah karena udah menampar wajah tampannya.

Kalo diingat-ingat, lucu juga sih jadinya. Tapi aku kesel, kasian, marah, semuanya deh. Pak Gian juaranya mengacak suasana hatiku.

Pak Gian marah gak ya aku tampar? Aku meringis membayangkannya. Pasti itu membekas sekali.

Poor you Ra!

Aku semakin membenamkan tubuhku di dalam selimut. Kalau ada jurus cepat menghilangkan ingatan tanpa risiko, aku mau melakukannya. Biar kejadian tadi hilang aja dari memoriku.

Itu memalukan.

Ngomong-ngomong, Pak Gian masih kesel gak ya?

"Kayaknya sih iya. Pasti," gumamku berbicara sendiri.

"Minta maaf gak ya? Mmm minta nggak minta nggak minta nggak-aisss lama-lama jadi stres."

Harusnya aku langsung kabur saja tadi. Biar adegan tamparan itu tidak ada, terus kejutan mereka gagal. Seandainya gagal, gimana ya jadinya? Gak kebayang deh.

Kalau tahun lalu aku dapat mobil baru dari Mami sama Papi, maka tahun ini aku tidak mendapat apa-apa, atu mungkin belum mendapat apa-apa. Mau tau kado ulang tahun yang udah kuterima?

Pasti kalian tau.

Ya, kalian benar.

That kiss.

Dimana lagi aku menjumpai laki-laki semanis Pak Gian. Kado ulang tahun kok ciuman. Aneh tapi unik, manis juga. Oopss. Aku gak bisa memungkiri kalau dia, bibirnya, kissable.

Tuh kan, jadi ngebayangin lagi.

Aku menghirup napas panjang, lalu buang pelan-pelan. Mataku menatap langit-langit kamar tempat aku berada saat ini. Kamar yang kutempati tidak terlalu luas, tapi tidak sempit juga. Ada lemari, sofa, meja, nakas, kamar mandi dalam, dan tentunya kasur si penggoda rebahan.

Kalau dipikir-pikir, statusku sama Pak Gian apa ya? Aku ini siapanya sekarang?

Ya kali mantan ciuman.

Drrt drrt.

Dosen Pak Gian Alvares is calling...

Panjang umur dia.

"Halo," sapaku setelah menekan tombol hijau.

"Udah tidur belum Ra?"

"Belum."

"Oke."

Ya? Dimatiin? Gitu doang? Aneh.

Belum ada semenit sejak Pak Gian mematikan panggilannya, tiba-tiba pintu kamarku diketok dari luar. Siapa ya yang bertamu malam-malam begini?

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now