17 - Video Call

278K 26.9K 1.7K
                                    

Keep on reading guys....
💜💜💜

*****

Ini sudah dua minggu berlalu sejak kejadian di rumah sakit. Kelas Toefl pun diganti oleh dosen lain. Dan kabar bab tiga ku masih sama. Belum bergerak. Dan aku juga tidak menghubungi Pak Gian, karena beliau masih dalam pemulihan. Tante Ana yang memberitahuku.

Sebagai mahasiswi yang baik, tentu aku tidak mengganggu Pak Gian dengan menagih bimbingan skripsi.

Hari ini aku tidak ada jadwal kampus. Kalaupun ada, aku memilih membolos untuk hari ini. Nggak tau kenapa, hari ini tuh malas banget. Jadinya aku hanya leha-leha di kasur. Menikmati cahaya matahari lewat balkon.

Drrt drrt drrt

Mami is calling...

"Wah, ibu negara memanggil," ujarku pada diri sendiri.

"Halo Mi," sapaku setelah menggeser tombol hijau.

"MASIH INGET MAMI KAMU RA," teriak mamiku yang sedikit memekakkan telinga.

"Hehehe, jangan marah dong Mami sayang," cicitku pelan.

"Kamu lagi sibuk skripsian ya?"

"Ya gitulah Mi," jawabku malas.

"Kamu yang semangat dong. Ada kendala?" Mami memang paling mengerti aku.

"Dosen pembimbing aku lagi sakit Mi, jadi belum bisa bimbingan," jawabku seadanya.

"Ohh gitu. Kamu yang rajin ya, pokoknya semangat deh. Jangan lupa jaga kesehatan. Gimana kabar kamu disana?"

"Iya Mi, Nara baik kok Mi. Mami disana gimana sama Papi?"

"Ya begitulah. Resto lagi rame-ramenya, jadi sibuk," sahut mami.

"Ohhh bagus dong itu Mi, uang jajan Nara bisa nambah minggu depan," tuturku.

"NGGAK ADA TAMBAH TAMBAH. Lagian kamu ke kampus nggak tiap hari."

"Ye, jangan galak-galak lah Mi. Papi dimana Mi?"

"Di resto. Ini Mami di rumah. Skripsi kamu gimana jadinya?"

"Masih revisi bab tiga, Mi."

"Awas ya kalau nggak lulus semester ini," ancam Mami padaku.

"Iya iya Mi. Nara pasti usahakan kok," sahutku meyakinkan mami.

"Om sama Tante gimana kabarnya?"

"Baik kok Mi. Btw, Bang Rafael pulang loh Mi," ujarku memberitahu.

"Oh iya? Ajak dong kesini. Kamu kan jadwalnya nggak padat juga. Bisalah kesini."

"Nanti deh Mi. Aku tanyain Abang dulu."

"Oke sayang, jaga kesehatan dan tetap semangat ya. Salam sama Rafael, Om dan Tante."

"Oke Mi, bye Mam," ujarku mengakhiri panggilan dari Mami.

Mami dan Papiku adalah pengusaha. Mereka mengelola restoran, rumah makan gitu dari warisan Eyang dari Mamiku. Mami asli orang Bali, kalau Papi orang Medan. .

Restoran yang dikelola oleh keluargaku sudah berkembang pesat. Walaupun hanya satu bangunan tidak ada cabang, tapi bangunan tiga tingkat itu bisa mengantarkanku kuliah di universitas swasta elit.

Biasanya aku akan pulang ke Bali kalau lagi liburan, atau ada acara keluarga. Oh ya, aku emang besar dan sedari kecil di Bali. Jadi, jumpa bule dan ngomong bahasa inggris itu biasalah.

Karena sudah lapar, aku turun dan menuju ruang makan. Rupanya disana sudah ada Bang Rafael. Sedang asyik menikmati nasi goreng dan beberapa gorengan.

"Morning Abang sayang."

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now