49 - Berubah

202K 20.9K 2.4K
                                    

Hai hai semuanya 🥰🥰🥰

Apa kabarnya hari ini??

Semoga kalian baik-baik aja ya❤️

Siapa nih yang gak sabar nunggu update AresNara??

Jangan lupa vote dan spam komen ya😆😆

Selamat membaca 😉

*****

Gian Alvares Mahastama

Aku merebahkan badanku di sofa panjang setelah tiba di apartemen. Tahun telah berganti, dan sudah empat bulan lamanya aku berada di Amsterdam untuk pelatihan. Begitupun dengan hubungan kami, empat bulan sudah menjalani hubungan jarak jauh.

Well, awal-awal kita masih sering bertukar pesan, video call, tapi akhir-akhir ini sudah jarang berkomunikasi. Aku sibuk dengan pelatihan dan Nara juga sibuk bekerja di restoran keluarga mereka.

Sekalinya bisa berkomunikasi, pembahasannya juga udah beda. Nara sering bertanya mengenai bisnis, dan yah, kami jadi membahas seputar perbisnisan.

Perbedaan waktu juga menjadi kendala utama bagi kami. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam di Amsterdam, maka di Bali, pasti sudah jam 2 pagi.

Gak mungkinkan aku mengusiknya di jam tidurnya, lain hal kalo ia tidur di sampingku. Jam berapa pun bisa diusik, hemm.

Aku mengecek WhatsApp, dan tidak ada pesan yang masuk dari Nara. Sudah seminggu ia tidak membalas pesanku, bahkan pesan terakhirku saja belum dibaca.

Aku menghela napas lalu bangun dari sofa menuju kamarku. Lebih baik membersihkan diri dulu, lanjut mengerjakan proyek dan yah tidur. Memangnya apalagi yang mau diharapkan selain begitu.

Setelah selesai mandi, aku lanjut mengerjakan tugas dan saat aku mengecek ponselku, ternyata ada 5 panggilan tak terjawab dari Mama.

Jantungku berdetak cepat, napasku tidak beraturan, takut kalau yang dipikiranku adalah benar. Aku mencoba menghubungi Mama tapi panggilanku tidak diangkat. Lalu pesan WhatsApp yang masuk dari Neta menghantam keras lubuk hatiku. Tanpa diminta, air mataku jatuh seketika.

Neta

Opa meninggal Mas.

Rasanya semakin sakit ketika mengingat pesan Opa yang belum kupenuhi. Opa memintaku menikah secepatnya, ia ingin sekali melihatku menikah. Terakhir kali kami berkomunikasi tiga hari lalu, dan saat itu Opa masih masih baik-baik aja. Tapi, besoknya aku dikabari bahwa Opa masuk rumah sakit.

Kapan menikah Res? Opa sudah tua. Opa ingin liat kamu menikah sebelum Opa dipanggil sama Tuhan. Kalau diizinkan pengen liat cicit dari kamu juga.

Sekiranya begitu ucapan Opa padaku. Opa adalah orang paling berjasa di hidupku, dari kecil hingga aku bisa seperti ini. Semuanya tidak lepas dari campur tangannya.

Sedari kecil, aku sangat akrab dengan Opa. Mungkin karena aku juga cucu pertamanya. Apalagi kita tinggal serumah. Banyak kenangan bersama Opa yang tidak bisa kulupakan.

Drrt drrt.

"Halo, Ma."

"Kamu bisa pulangkan?" tanyanya to the point. Suara Mama terdengar serak, seperti habis menangis.

"Bang? Pulang ya, Bang. Mama mohon."

"Iya Ma," jawabku lalu Mama mengakhiri panggilannya. Segera aku mencari tiket pesawat, kalau bisa penerbangannya malam ini juga.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now