46 - Abangable & Papaable

232K 20.4K 2K
                                    

❗Warning❗

Sebelum baca, jawab pertanyaan VZ dulu yahh, sekalian mengasah pikiran kalian, hehe...

1) Dari judul chapter ini, apa prediksi kamu? (jawab jujur😉)

2) Menurut kamu, Pak Ares nyimpen nomor Nara dengan nama apa? (gak boleh scroll ke bawah ya😉, harus jawab jujur)

3) Kalian mau aku buat QnA gak?

Jangan lupa SPAM KOMEN yah😍 biar VZ semangat update

Dah itu aja kok,

Selamat membaca❤️

*****

Gian Alvares Mahastama

Saat kamu buka mata di pagi hari, dan pemandangan yang pertama kali kamu lihat adalah orang yang kamu cintai.

How does it feel?

It's a adorable. Am I right?

Aku menatap lekat wajah Nara yang masih setia menutup mata. Mulutnya sedikit terbuka, dan itu makin membuatnya lucu dan menggemaskan.

Sinar matahari cerah menembus masuk ke kamar menandakan kalau ini sudah pagi.

Tanganku bergerak mengambil ponselku yang berada di atas nakas.

08:10

It's time to wake up.

Tapi melihat gimana Nara tidur saat ini, membuatku tidak tega membangunkannya. Aku mengecup dahinya singkat, sebelum benar-benar beranjak dari tempat tidur. Aku harus segera keluar dari sini sebelum negara api menyerang.

Pawangnya ngeri soalnya.

Aku membetulkan letak selimutnya, lalu mengambil kunci kamar yang masih berada di dalam saku celanaku. Aku mengambil satu buah kunci lalu meletakkan satu kunci lainnya di nakas berdekatan dengan ponsel Nara.

Setelah mengunci pintu kamar Nara dari luar, aku bergegas pergi ke kamarku yang berada di lantai atas. Sejujurnya aku masih pengen tidur sambil memeluk Nara, tapi keadaan membuatku tidak bisa.

"Pagi Pak."

"Pagi juga," balasku saat beberapa staf resort menyapaku.

Drrt drrt.

Mama is calling...

"Halo Ma."

"Sudah bangun, Bang?"

"Ya."

Aku berjalan pelan melewati lorong menuju kamarku yang letaknya di ujung.

"Nanti kita sarapan jam 9."

"Iya Ma."

"Jangan tidur lagi."

"Hmm."

Setelah Mama mengakhiri panggilannya, aku bergegas membuka pintu kamarku agar aku bisa beristirahat lagi.

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur masih dengan ponsel yang melekat di tangan kananku. Setengah jam saja, setelahnya aku akan bangun. Badanku masih lelah.

Drrt drrt.

"Kenapa lagi sih Ma? Abang ingat kok sarapan jam 9."

"Aku bukan Mama kamu Pak."

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now