25 - Mau Kabur

265K 26.6K 1.7K
                                    

Udah malam minggu aja nih ye....
Yang di rumah aja, mana nih suaranya😆😆😆

Ares dan Nara siap nemenin malam minggu kamu 🥰🥰

Kuy VOTE dulu

Selamat membaca♥️♥️🤗🤗🤗

*****

Aku menunggu dengan sabar di koperasi. Menunggu kopian modul yang tadi diminta oleh Pak Gian. Kelas baru dimulai jam sembilan. Sedangkan sekarang masih jam delapan lewat dua puluh lima menit. Masih bisalah masuk. Lagian ini juga punya Pak Gian kok.

Setelah lama menunggu, kopian kelima modul itu pun siap. Hanya beberapa halaman saja sih yang dikopi tiap modul. Tapi kalau dikumpulkan, bisa sebanyak ini. Kalau begini ceritanya, aku mesti butuh bantuan untuk mengangkat kardus-kardus ini.

Aku keluar sebentar dari koperasi, siapa tahu ada orang yang kukenal untuk minta tolong.

"Ngapain lo Ra?"

"Eh Za. Bantuin gue dong," pintaku saat tahu Zara baru keluar dari kantin.

"Gue kira lo nggak bakal masuk hari ini."

Aku memutar bola mataku, "Nggak mungkinlah gara-gara itu gue nggak masuk," sahutku. Lalu aku memberikan kardus satunya kepada Zara.

Kemarin malam setelah aku memakai ponsel baruku, buru-buru aku meminta nomor Zara dari instagram. Aku juga memintanya untuk dimasukkan ke grup Rempong juga grup Toefl. Alhasil, aku cerita kejadian saat itu kepada ketiga sahabatku. Tentu tanpa memberitahu bagian Pak Gian lah yang menolongku dan aku tingal di apartemennya. Aku hanya memberitahu sekilas saja. Dan mereka pun tidak banyak bertanya.

"Ya siapa tahu. Btw, enaklah ya yang ponselnya baru. Traktirlah."

"Emang ada ya kalau ponsel baru ditraktir?"

"Ada. Lo orangnya."

"Hmm."

"Terus Ra, lo tinggal dimana sekarang?"

Mampus. Jawab apa nih.

"Sementara ini tinggal di Depok, rumahnya Tante Renata," ujarku berbohong.

"Serius? Kok lo jadi jauh amat sih Ra. Nggk asyik."

"Ya palingan minggu ini juga udah balik. Paling lama sih minggu depan udah di rumah baru," sahutku. Padahal aslinya aku tidak tahu entah kapan aku bisa minggat dari apartemen Pak Gian. Eh, apa aku bilang sekarang ajalah ya.

"Za, gue boleh nggak nginap di rumah lo? Seminggu ini. Lo sendiri kan tahu sekarang gue gimana."

"Ya boleh dong Sarah Annara. Lo kayak sama siapa aja. Rumah gue tuh selalu terbuka untuk kalian semua."

"Serius Za? Makasih banyak Za."

"Iyups, sama-sama. Ya udah, nanti siap kelas Toefl kita barengan aja buat ambil barang-barang lo."

Seketika aku langsung panik. Bisa apes aku kalau Zara tahu barang-barangku ada di apartemen Pak Gian.

"Ehh nggak usah za. Siap kelas Toefl gue bimbingan lagi, nggak tahu siap jam berapa. Lagian gue bisa sendiri kok," ujarku bohong lagi.

Memang benar ya kata pepatah, sekali nya bohong bakal keterusan. Kalian jangan suka bohong ya, cukup aku saja yang mengalaminya.

"Serius nih nggak mau dibantu?"

"Dua rius. Gue bisa sendiri kok."

"Ok deh. Nanti kabarin aja ya ra kalau lo butuh bantuan."

"Makasih Zara sayang."

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now