42 - Tanggung Jawab

221K 20K 1.8K
                                    

Lama tidak bersua, maapken VZ yahh sobat bucin🤭

Bantu VZ lagi yuk, dengan vote, komen, dan share cerita Dosen Bucin ini.

Happy reading🤗

*****

"Selamat ya bebeb Nara."

"Selamat ya bebs. Akhirnya sah juga."

"Kadonya mana nih?" tanyaku kepada mereka bertiga.

"Itu kan udah ada bunga," sahut Zara sambil menunjuk bunga hidup yang kupegang.

"Nih, kita bawain kelapa muda sama beng-beng," ujar Reni sambil mengeluarkan kelapa muda juga beng-beng dari tote bag nya. Lalu tanpa ragu, Hana mengalungkan beng-beng itu ke leherku.

Teman-temanku pada gesrek semua nih. Lagi bahagia juga.

"Sadis kalian. Masa kadonya gini doang, gue lagi seneng nih."

"Terima aja, Ra" balas Reni.

"Pak Gian mana?" tanya Hana penasaran sambil melihat-lihat sekitar.

"Gak tau, mungkin masih di ruangannya," jawabku.

"Kita foto dululah. Yuk yuk, baris yang rapi," ajak Reni.

"Selfie check," celetuk Zara sembari tertawa.

Reni berdiri paling depan dengan ponsel mahalnya yang menangkap foto kami berempat. Ada Zara di samping kiriku dan Hana yang ada di sebelah kananku. Lalu ada seikat bunga yang juga ikut terambil di kameranya Reni karena aku menggenggamnya sedari tadi.

"Sekali lagi congratulation ya, Ra."

"Makasih loh guys, kalian udah temenin gue juga dari semalam," ucapku dan mataku mulai berkaca-kaca.

"Ra, jangan mewek dong. Malu sama yang lain," pinta Zara dan kemudian aku terkekeh geli.

"Iya, enggak kok, terharu aja sama kalian," balasku lalu menyeka air mataku yang keluar.

"Ini Pak Gian mana ya, Ra? Lama bener deh. Gue kan udah laper. Pengen makan gratisan juga," gerutu Hana dan malah mendapati cubitan kecil dari Reni.

"Sakit, Reni."

"Modal dikit kek Han, malu-maluin aja lo jadi orang kaya," sahut Reni.

"Gue mah bebas ya. Apalagi ini traktiran dari couple goals. Ya gak, Ra?"

"Biasa aja," cibir Zara dan aku malah menahan tawa melihat wajah kesal Zara. Sepertinya ini gara-gara hubungan jarak jauhnya. Ngiri bilang, Za.

"LDR kok dipertahanin sih Za," sindir Hana.

"Dari pada lo. Jomblo, kagak laku," balas Zara. Aku hanya tersenyum menyaksikan perdebatan kecil mereka.

Lalu mataku mulai menjelajah sekitar, mencari sosok yang berjasa juga berharga di hatiku, siapa lagi kalau bukan dia, Pak Gian tersayang.

Oh iya, aku belum bilang ya, kalau hari ini aku sudah sah.

Sah jadi sarjana maksudnya.

Aku belum jadi istri orang kok.

Hari ini, lebih tepatnya dua jam yang lalu, aku mengikuti meja hijau alias sidang skripsi.

And you know, aku lulus dong. Aku sudah menyandang gelar S.Psi. sekarang. Tadi udah sempat foto dengan dosen penguji juga dosen pembimbing, dan teman-teman seangkatan yang mengenalku juga memberi selamat dan membawa hadiah untukku.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now