28 - Day 1

262K 26.2K 4.8K
                                    

Selamat malam semuanya 🤗🤗🤗

Gimana kabarnya hari ini?
Aktivitasnya lancarkah?

Malam ini AresNara siap nemanin kamu 🥰🥰🥰

Chapter ini akan menjawab apakah Pak Gian hanya prank atau serius

Jadi, mari siapkan hati dan pikiran 🤩🤩🤩

Semoga prediksi kalian tidak melesat yahh😆😆😆😆

Siap mengisi komentar tiap paragrafnya????

Selamat membaca semuanya
🤗🤗🤗

*****

Lidahku mendadak kelu saat aku menyadari sepenuhnya ucapan Pak Gian. Aku pikir aku salah dengar, tetapi ketika Pak Gian duduk mendekat, tingkah lakunya membuatku sadar bahwa saat ini Pak Gian sedang serius.

"Ahh itu..." Aku tidak bisa melanjutkan ucapanku karena aku masih syok.

Pak Gian menatapku lekat. Sisi lain di pikiranku berbisik agar aku tidak terjerat omongannya dan akhirnya aku berkata, "Bapak pasti suka sama saya gara-gara saya rajin ngerjain tugas yang Bapak kasih kan? Yaelah Pak, saya sebagai mahasiswi yang baik---"

"Ck, apa kamu nggak bisa bedain serius dengan bercanda?"

Aku mendadak diam, aku memilin baju tidurku untuk melampiaskan rasa grogiku.

"Memangnya Bapak serius suka sama saya?" tanyaku serius.

Bukannya menjawab, Pak Gian justru bertanya balik padaku, "kamu nggak lagi dekat sama cowok kan?"

Aku mengerjapkan mataku saat mendengar pertanyaannya. Sebegitu serius kah Pak Gian padaku? Aku semakin mengatupkan bibirku karena aku tidak mau memberi jawaban apa-apa.

"Saya anggap diam mu sebagai iya," ujarnya yang membuatku memelotot.

"Pak!" pekikku karena Pak Gian menggenggam kedua tanganku. Rasa hangat dari telapak tangan Pak Gian langsung menjalar ke seluruh tubuhku dan aku makin grogi.

Jantungku rasanya mau meledak sekarang juga.

"Saya nggak tahu sejak kapan Ra," terangnya yang membuat hatiku berdesir, karena untuk pertama kalinya Pak Gian memanggilku dengan begitu.

"Apalagi saat kejadian di rumah Om Haris kemarin, saya khawatir banget kamu kenapa-napa. Saya takut kehilangan kamu dan... akhirnya saya sadar kalau saya sudah jatuh sama kamu. Saya-saya cinta sama kamu Sarah Annara," ungkapnya yang membuatku terkejut dan makin gugup.

Aku berdeham pelan untuk menetralkan rasa terkejutku karena mendengar pernyataan perasaan Pak Gian yang menurutku tiba-tiba. Tanganku juga sudah terlepas dari genggamannya.

Aku mengalihkan mataku saat tidak sengaja bertemu dengan mata Pak Gian. Suhu tubuhku mendadak meningkat sejak Pak Gian menyatakan perasaannya.

Aku menoleh dan Pak Gian menatapku dengan intens. Perlahan namun pasti, seulas senyum tersungging di bibirnya yang membuatku sedikit salah tingkah. Secara tidak sadar, aku menyelipkan rambutku ke belakang telingaku.

"Psychology said, perempuan yang menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya di hadapan laki-laki pertanda bahwa si perempuan tertarik pada laki-laki tersebut," jelasnya yang membuatku makin menunduk menahan malu.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now