47 - Wisuda

232K 20.6K 1.6K
                                    

Hai semua, maafin VZ yah karena jadwal update yang mundur,
😁😁😁

Tanpa menunggu lama, chapter ini VZ persembahkan untuk kalian,

Jangan lupa vote dan komen yang banyak, biar VZ makin semangat nulisnya😉

Oh iya, yang mau tanya-tanya seputar cerita Dosen Bucin, silakan tanya di ig VZ yah, yuk cek story VZ

VZ akan jawab semua rasa penasaran kalian disana😉

Happy reading🤗

*****

Sarah Annara

"Ya ampun, sweet banget sih pacar orang," gumam Reni saat aku melangkah lebih dekat ke arah tempat tidur.

Berhubung hari esok adalah hari wisudaku, jadi ketiga sahabatku akan menginap disini. Sama seperti saat Reni wisuda dulu, kami juga menginap di rumah Reni.

Mataku menatap curiga ke arah mereka bertiga yang kesemsem menatap layar ponsel.

Ah ya, ponselku dimana ya?

Tanganku mulai menjelajah mencari layar persegi itu di bawah selimut yang ada di tempat tidur.

Loh, kok gak ada?

Kayaknya aku gak lama deh di kamar mandi. Tapi masa ponselku bisa gak nampak dalam sekejap gitu.

"Ra, Pak Gian-"

"Ponsel gue!" pekikku ketika melihat ponselku berada di tangan Hana.

"Sorry," ujar mereka bertiga ketika aku melihat layar ponselku yang menampilkan chat dengan Pak Gian.

Seketika mataku langsung melebar melihat pesan yang tertera. Aku menatap berang ke arah mereka bertiga, bisa-bisanya kirim pesan begitu ke Pak Gian.

Nanti Pak Gian malah kegeeran lagi kalau dipanggil Mas Ares, mana pake emot love.

Kurang asem memang mereka bertiga.

"Sana minggir!" usirku pada mereka bertiga.

"Lo marah Ra?"

"Kan kita mau ngetes Pak Gian, Ra," ucap Zara.

Drrt drrt

Dosen Pak Gian Alvares is calling...

"Gilak, Pak Gian langsung nelpon dong," seru Hana heboh.

"Tanggung jawab nih kalian bertiga," sahutku lalu mengangkat panggilan dari Pak Gian.

"Halo Pak."

"Kok Pak, Mas dong," balasnya.

"Speaker dong Ra," usul Reni yang diangguki Hana dan Zara. Tapi maaf, aku tidak mau.

Tapi yang namanya kepo ya gitu, bakal usaha terus. Mereka bertiga sampai mencoba menguping dan aku malah tidak fokus membalas ucapan Pak Gian, hingga aku memutuskan keluar menuju balkon kamarku.

"Tadi kenapa Pak?"

"Kenapa manggil Pak lagi sih Ra," protesnya dan aku hanya bisa mengulum senyum.

"Emang kenapa?" tanyaku.

"Kan saya bukan dosen kamu lagi, besok kamu juga udah wisuda," sahutnya.

"Terus?"

"Panggil Mas kayak di chat tadi. Kamu beraninya pas chat doang, itu gak seru Sayang."

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora