8 - Pasrah

305K 27.9K 1K
                                    

Hai guys, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca ceritaku ini.

Hope you enjoy

Happy reading 🥰🥰🥰

*****

"Malas banget euh..."

"Santai kali Ya," kataku membalas perkataan Zoya. Aku dan Zoya adalah anak bimbingan Pak Kanto. Saat ini kami berada di kantin yang cukup ramai, menunggu kepastian apakah kami jadi bimbingan atau tidak.

Mengingat jadwal bimbingan skripsi sekali seminggu, dan hari ini adalah jadwalnya. Entah kenapa Pak Kanto, menyuruh kami datang langsung untuk menemuinya bimbingan, padahal beliau yang mengatakan dikirim lewat e-mail saja.

"Yang lain pada kemana, Ya?" tanyaku karena tidak melihat teman seperdopingan kami.

Zoya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. "Tapi emang beneran disuruh jumpai Pak Kanto kan, Ra?" tanya Zoya.

"Hhmm. Anton yang bilang kan di grup," sahutku.

"Yang bilang kagak muncul-muncul, ckckck."

"Iya nih, mana coba si Anton. Awas sampai kita dibohongin," ucapku sedikit kesal.

Jumlah teman seperdopinganku ada tujuh orang, yang mana Pak Kanto adalah dosen pembimbing kami. Ada aku, Zoya, Anton, Selvia, Brian, Kak Kinan, dan Reta. Ada 6 orang dari angkatanku, dan satu lagi kakak tingkatku. Pak Kanto adalah dosen di bidang Departemen PIO.

Dari awal diterangkan tentang departemen PIO pun, aku sudah tertarik untuk mengambilnya. Ya harapanku, aku bisa bekerja di perusahaan, bisa jadi HRD yang banyak gajinya.

Skripsi Pak WD II (7)

Anton
Kalian pada dimana nih we? Udah ditungguin di ruangan Pak Kanto? Zoya, Kak Kinan, Sarah.

Kak Kinan
Ok, meluncur....

Zoya
Gue sama Sarah otw.

"Kuy Ya. Ke ruangan Pak Kanto," ajakku pada Zoya dan kami pun segera menuju ruangan Pak Kanto.

*****

"Kalian udah lama disini?" tanyaku pada Reta saat aku dan Zoya telah duduk nyaman di ruangan Pak Kanto.

"Belum juga sih, tadi barengan sama mereka kesini," sahut Reta.

"Pak Kantonya mana, Dek?" tanya Kak Kinan karena tidak melihat Pak Kanto di ruangan.

"Oh, lagi ke tata usaha bentar Kak, ada yang mau diambil katanya," jelas Anton.

"Ini serius deh, bimbingannya kayak gini?" tanya Brian merasa keheranan.

"Firasat gue mendadak nggak enak nih," ujar Selvia.

Beberapa menit kemudian, Pak Kanto pun datang.

"Oke, sudah disini semua ya?" tanya Pak Kanto setelah menutup pintu ruangannya. Kami duduk melingkar di sofa tamu di ruangan Pak Kanto.

"Sudah Pak," jawab Anton mewakili. Lalu, Pak Kanto duduk di kursi kerjanya, yang ditarik mendekatai sofa.

"Sebenarnya saya mengumpulkan kalian bukan untuk bimbingan," jelasnya yang membuat kami mengerutkan dahi. "Ada hal yang harus saya sampaikan kepada kalian. Mungkin ini kabar baik atau kabar buruk," jelasnya lagi.

"Maksudnya, bagaimana ya Pak?" tanya Selvia.

"Begini, saya akan mengambil studi S3 di Belanda. Dan waktunya sudah tiba. Saya harus segera berangkat kesana, untuk mengurus berkas-berkas saya. Sebenarnya, saya nggak menduga hal ini terjadi. Tapi, apa boleh buat, saya keterima tahun ini. Saya kira, saya nggak lolos lagi makanya saya bersedia sebagai dosen bimbingan skripsi."

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang