52 - Empat

222K 18.3K 2.3K
                                    

Selamat membaca semua🤗🤗

Jangan lupa vote dan spam komen yah😊

Follow wp dan ig: vezellia

*****

Sarah Annara

"Tell me your dream wedding, and I will make it come true."

"Serius? Aku punya dream wedding yang gak biasa loh, Mas."

"Apa itu?"

Seketika aku membayangkan pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Sederhana tapi mewah, berkelas. Apalagi gaun mempelainya, veil, tiara, riasan, sepatunya. Oh my, aku suka banget. Dan itu di London, man. As you know, London is my favorite town. Walaupun tidak bisa menikah di London, punya calon suami lulusan dari London juga udah seneng pake banget. Aku menatap Mas Ares dengan tersenyum dan kedua alisnya terangkat melihatku.

"Kok senyum-senyum aja?"

"Eh iya, maaf. Lagi bayangin tadi, hehe."

Aku membetulkan posisi dudukku hingga menghadap Mas Ares yang sudah duduk miring sejak tadi. Sudut bibirku selalu tertarik ke atas, mata berbinar-binar, tidak sabar merealisasikan pernikahan impian bersama orang yang kucintai.

"Aku suka konsep pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle," ucapku dalam satu tarikan napas. Kedua alis Mas Ares terangkat, dan kemudian mulutnya melengkung membentuk senyuman.

"Karena itu di London?"

"Mmm mungkin. Tapi seandainya Pangeran Harry bukan orang Inggris pun, aku juga tetap suka konsep pernikahan mereka. Sederhana tapi berkelas. Kalo kamu, gimana Mas? Pernikahan impiannya?"

"Pernikahan impian aku simple kok."

"Apa?"

"Menikah sama kamu."

Ehem ehem.

Tanpa bisa dicegah, sudut bibirku terangkat membentuk senyuman, pipiku memerah, serta seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di perutku.

Oke, kembali ke laptop.

"Seandainya jodoh kamu bukan aku, gimana Mas?"

"Gak mungkin. Kamu memang udah ditakdirkan sama aku, Ra."

"Kalo enggak?"

"Aku cari sampe dapat," balasnya sambil terkekeh pelan dan mengacak rambutku gemas.

"Jangan diberantakin dong, Mas," gerutuku sambil merapikan ikatan rambutku.

"Itu gak berantakan Sayang."

"Hmm."

Kami sedang menunggu kedatangan Ko Agus di ruang tunggu yang ada di butiknya. Ko Agus adalah desainer yang akan membuat gaun pernikahanku. Kata staf yang bertugas, Ko Agus sedang dalam perjalanan menuju kemari.

Sembari menunggu Ko Agus tiba, aku dan Mas Ares berdiskusi mengenai tema pernikahan yang kami pakai. Tanganku berkali-kali membolak-balik album berisi foto-foto tema pernikahan yang diberikan Tante Ana kemarin malam.

"Aku jadi bingung."

"Kenapa bingung? Bukannya tadi udah pilih yang tema classic romance?" tanyanya sambil mengelus suraiku.

"Yang rustic juga bagus, Mas. Vintage juga."

"Coba sini aku liat."

Setelah memberikan album kepada Mas Ares, aku langsung bersandar ke sofa dan mendapati tangan Mas Ares yang ternyata sudah nangkring di atas kepala sofa dan menjadi bantalan kepalaku.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang