16 - Oma Nat

269K 27K 3.1K
                                    

Selamat membaca 🤗🤗🤗
Klik VOTE dulu yah....

*****

Cklek.

Tergesa-gesa aku membuka engsel pintu dan setelah pintu terbuka,

"ASTAGA."

"Loh, Nara sudah mau pulang?" tanya Tante Ana yang menyadarkanku dari keterkejutanku.

Bagaimana nggak terkejut? Aku melihat rombongan keluarga Pak Gian di depan pintu. Aku masih ingat mereka, karena pernah bertemu di perayaan ulang tahun Tante Ana. Tapi ada beberapa orang yang tidak kukenal juga.

Aku mencoba baik-baik saja. Tersenyum semanis mungkin, tanpa bisa berkata apa-apa. Apalagi tatapan Oma Pak Gian, Oma Nat. Yang terus melempar senyum padaku.

"Oma mau bicara, jangan pulang dulu yah..." Sekuat tenaga aku menahan keinginanku dan akhirnya menuruti perkataannya.

"Kamu pacarnya Ares?" Dengan cepat aku menggeleng, "Bukan, Bu."

"Saya adiknya Kak Ana. Tantenya Ares."

"Iya, Nara belum kenal ya sama adik Tante. Kemarin Deva nggak datang waktu acara ulang tahun Tante."

"Tante sama...kembar?" tanyaku penasaran karena wajah mereka mirip.

"Wah....nampak banget ya kita berdua miripnya?"

"Hehehe iya, Tan."

Akupun mulai berkenalan dengan keluarga Tante Deva, adik kembarnya Tante Ana.

Ada Om Rion suaminya Tante Deva. Anak pertama mereka bernama Kak Afrina, iya, perempuan berambut pirang yang masih duduk di samping Pak Gian itu adalah anaknya Om Rion dan Tante Deva.

Itu artinya Pak Gian adalah sepupu perempuan itu.

Go to the hell, Nara.

Aku juga kenalan dengan Kak Asvita, Kak Avora, dan si kembar Adinda dan Adrian. Dan mereka semua adalah anaknya Om Rion dan Tante Deva.

"Nara bisa mijit nggak?" tanya Oma Nat padaku. Dan aku menggeleng. Aku bukan perempuan serba bisa.

"Bisa masak?" Aku mengangguk. Ini ada apa? Kenapa Oma Nat nanya-nanya aku?

"Bahasa Inggrisnya lancar?" Buset. Sampai kesananya juga ditanya, "Bisa dong Oma."

"Oh ya? Nara asli Jakarta?"

"Bukan Oma. Nara tinggal di Bali. Kuliahnya aja di Jakarta."

"Kalau bahasa Mandarin gimana, bisakan?" Lagi-lagi aku menggeleng.

"Oma orang Chinese loh. Ares juga pandai ngomong pakai bahasa Mandarin."

Hubungannya samaku apa coba?

Ini serius. Aku dan Oma Nat hanya bicara berdua saja. Yang lainnya asyik ketawa dan mengobrol bersama Pak Gian. Dan saat aku melihat Feli yang juga melihatku, ia memainkan matanya. Seolah-olah mengatakan 'nikmati saja Kak Nara'.

"Dulu mamanya Ares harus tes sama Oma sebelum menikah sama Tama."

"Kan wajarnya juga begitu Oma." Akhirnya aku berani menjawab.

"Makanya, Ares juga harus begitu. Yang mau jadi istrinya Ares harus lulus dulu dari Oma."

Tanpa sadar aku ikut terhanyut dalam pembicaraan Oma Nat, "Loh, nggak adil dong Oma. Seharusnya kan Tante Ana yang nge tes."

"Ke Oma dulu baru ke Ana. Ares juga bilang setuju kemarin-kemarin sama Oma, kalau calon istrinya harus Oma dulu yang tes."

"Emangnya tesnya apaan Oma?"

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now