11 - Gagal Fokus

279K 27.3K 952
                                    

Hai semuaa....
Gimana part kemarin?
I hope you enjoy
Sekarang sebelum baca, VOTE dulu yahhh
🥰🥰🥰

*****

Setelah insiden perkenalan dengan keluarga Pak Gian dua bulan yang lalu, sebisa mungkin aku menghindari Pak Gian di kampus selain waktu bimbingan dan kelas Toefl. Tante Ana dan Feli mendadak sering mengirimku pesan. Aku juga tidak mau ambil pusing sehingga kuladeni saja.

Tapi yang membuatku pusing tidak karuan adalah sikap Pak Gian. Setelah acara ulang tahun mamanya, Pak Gian semakin sering menyuruhku. Ambil absen, ngantar buku, membuntutinya ke kelas orang, ke jurusan lain, dan masih banyak lagi. Sepertinya pekerjaanku bukan hanya asisten dosen bidang Toefl saja, tapi benar-benar jadi asisten dosen sungguhan yang disuruh kemana-mana.

Oke. Kembali ke topik. Hari ini, salah satu sahabatku Reni akan mengikuti sempro atau seminar proposal, semacam uji presentasi bab 1-bab 3 pada skripsi. Aku sendiri masih proses di bab dua. Memang kadar pengetahuan Reni di atas rata-rata sih, jadi tidak perlu diragukan kalau ia mahasiswi pertama dari angkatanku yang sempro.

"Dosen penguji lo siapa, Ren?" tanya Zara.

"Emm Prof. Ihwan, Ibu Rani, sama Kak Erni," sahut Reni sambil merapikan blezernya.

"Semangat Reni. Lo pasti bisa," kataku menyemangati Reni.

"Oke guys, doain gua ya. Gue ke ruangan Ibu Rani dulu," ucap Reni lalu pergi.

"Gimana Ra skripsi lo?"

"Nggk usah ditanya Za. Pusing tahu. Belum lagi dosen pembimbing gue ahhh udahlah. Nggk usah ngomongin gue. Ganti topik. Lo gimana?"

"Salah nanya lo Ra. Zara kan ambil klinis tuh, tahun depan baru sidang hahahaha."

"Wessss, biasa aja dong lo, Na."

"Sorry sorry Za, bercanda gue. Gue mah oke oke aja sih. Kalau nggk ada halangan, bulan depan gue sempro," terang Hana.

"Jadi dari kita bertiga, yang bakal maju duluan sempro Hana, terus Nara, baru gue."

"Maybe," kataku sambil menikmati minumanku.

"Wait. Gimana kalau gue tantang lo, Ra. Departemen lo kan paling mudah dan asik kan ya. Tadi Hana bilang kemungkinan bulan depan baru sempro. So, lo bisa dong ngeduluin Hana," ucap Zara dengan senyumnya.

"Maksud lo kita taruhan gitu? Siapa duluan yang sempro antara gue sama Hana?" tanyaku meminta penjelasan.

"Yaps."

"Ya gue jelas kalah dong Za, Hana kan udah siap bab tiga, tinggal revisi doang itu. Nah gue, boro-boro bab tiga, bab dua aja masih mulus isinya. Kosong," kataku.

"Eh, ya kan bisa aja kali lo duluan, Ra. Lo kan tahu sendiri doping gue gimana sibuknya," sahut Hana.

"Ahh, nggak deh. Kalian ada-ada aja. Gue nggak mau terburu-buru juga. Lagian gue masih ada tiga mata kuliah di semester ini," kataku menolak.

"Ckckck. Seperti biasa. Tolak mentah-mentah," ucap Zara dan Hana bersamaan.

Drrt drrt drrt.

Tante Ana is calling...

"Siapa, Ra?" tanya Hana saat mendengar ponselku bergetar.

"Panggilan darurat kayaknya," bisikku pelan yang membuat Hana dan Zara mengernyitkan dahi. "Bentar ya, gue jawab dulu," ucapku lalu menjauh dari Hana dan Zara.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now