Prolog

39.2K 1K 8
                                    

Lelaki 30 tahun itu duduk di kursinya dengan tenang, membelakangi seorang pria yang tengah menyodorkan sebuah map. Dia hanya mengulurkan tangannya untuk mengambil map itu kemudian membukanya dengan tenang. Beberapa detik setelah matanya membaca dokumen itu, dia tersenyum miring melihat apa yang disajikan di dalamnya.

"Aku tidak punya urusan dengan polisi. Yang aku tahu, truk kokain harus tiba di Milan sebelum natal tiba."

"Tetapi mafioso, polisi itu menghalangi jalan kami untuk..."

"Memasuki Milan ?" Lelaki itu memutar kursinya dan menatap tajam kepada seorang pria paruh baya yang sekarang sedang menunduk di depannya.

Dia mengelus dagunya sambil berpikir sejenak. Lelaki itu tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan karena kokain itu setara dengan jutaan USD.

"Kau bisa melewati jalur biasanya. Kupastikan para polisi tak akan menggeledah truk kita. Aku sudah bekerja sama dengan orang - orang di kepolisian." Sedetik kemudian dia menutup map itu dan meletakkannya di atas meja. Pria paruh baya yang berada di depannya tampak kecewa dengan jawaban itu.

"Sampai kapan kita akan membiarkan Lucas berkeliaran di luar sana ?" Tanya lelaki itu sangat tenang namun mendalam.

"Apa kau sedang meragukanku, Zio ?" Pria itu terdiam seketika.

"Aku tidak pernah meragukanmu, Alan. Aku hanya tidak bisa melihat dia mencoreng nama kubu utara. Dia membelot dan kau harus segera melenyapkannya. Masa depan 18 klan lain berada di tanganmu."

Alan mendengarkannya seksama. Dia mengambil sebatang rokok lalu membakar ujungnya dengak pemantik api. Pikirannya mengatakan untuk tidak terburu - buru menghabisi orang tersebut tetapi di sisi lain dia harus melindungi klan yang berlindung di bawahnya. Alan mengepulkan asap beberapa kali sebelum angkat bicara lagi.

"Lucas Geronimo..." Ujarnya sambil mematikan rokoknya. Dia sudah selesai berpikir jadi dia tak membutuhkan rokok itu lagi.

"Habisi seluruh Klan Geronimo. Habiskan hingga tak ada yang tersisa. Kirim surat menuju kubu selatan agar tak mengganggu kita lagi. Aku muak dengan mereka yang mengganggu bisnisku." Sedetik kemudian lelaki itu berdiri dan berjalan dengan gagahnya keluar dari ruangannya sendiri. Dia perlu istirahat dari pikiran beratnya selama seharian ini.

Setiap kali ia melangkah, setiap itu pula pikirannya berkecamuk. Klan Geronimo sangat setia pada awalnya, sebelum Lucas yang berganti menjadi pemimpin pada klan tersebut. Dia gila uang, gila wanita dan segalanya. Dia sudah melewati batas dengan menjual anak perempuan di bawah umur pada rumah bordil hingga menyerang tentara Perserikatan Bangsa - Bangsa kemudian melucuti senjata mereka untuk dijual kembali. Pada akhirnya siapa yang disulitkan ?

"Selalu aku." Alan berkata pada dirinya sendiri. Namun dia membuang pikiran itu jauh - jauh. Apa yang sudah terjadi biarkan terjadi. Sekarang dia harus perlu untuk mengambil beberapa pelayan terbaiknya. Pelayan wanita, maksudnya.

Di dalam mansion ini tak terdapat satu perempuan pun. Jika kau menemuinya, maka bisa dipastikan bahwa wanita itu adalah wanita yang telah dipanggil untuk memuaskan hasrat sang mafia.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now