37 (#RoadToEnd)

5K 258 27
                                    

Seorang lelaki datang dengan tenang di kediaman Alano Moresetto. Rumah itu tampak gelap seperti tak berpenghuni. Suasana malam yang dingin semakin membuat rumah tersebut terasa mencekam. Lelaki tersebut tahu bila Klan Moresetto pasti berlindung di balik Moresetto Empiro. Ia melihat kamera CCTV berada dimana - mana, seakan siap menangkapnya kapan saja. Namun pemiliknya bahkan tak ada disini kan ? Lelaki itu mengeluarkan seringai sinisnya sambil tertawa tipis.

"Bagaimana jika aku mengotak - atik benda kecil ini ?" Gumam lelaki itu pelan sambil mengelus benda berbentuk persegi panjang dengan tombol nomor yang berada disana.

"Biarkan aku meretasnya, aku lebih ahli dalam hal ini." Perempuan yang berada di sebelah lelaki tersebut langsung mengambil alih alat tersebut. Ia mengotak - atiknya beberapa saat kemudian dia tersenyum puas.

"Access given"

"Ayo cepat masuk." Kedua orang tersebut langsung memasuki gerbang sambil membawa sebuah koper hitam.

"Kita akan menghabisi Alano besok." Lelaki tersebut mengeluarkan seringai mematikannya.

***

"Sayang, aku ada perlu sebentar. Aku sudah memberitahu Jef untuk mengantarmu nanti." Alano mengecup kening Marybel pelan. Ini masih pukul enam tetapi Alano sudah harus pergi. Lelaki itu memiliki kepentingan untuk diurus terlebih dahulu.

Marybel menggeliatkan tubuhnya pelan kemudian perempuan itu memeluk gulingnya yang berada di sampingnya. Dia tak menggubris ucapan Alano sama sekali dan tetap nyenyak dalam tidurnya. Alano tertawa pelan melihat Marybel yang sepertinya tak ingin diganggu. Lelaki itu menarik selimutnya lebih tinggi agar tubuh telanjang Marybel tak terlihat oleh pelayan yang masuk untuk membersihkan kamarnya. Alano segera bangkit lalu pergi dari sana.

Alano berpapasan dengan Jasmine yang duduk di beranda depan dengan Alec. Dua orang itu berbincang - bincang pelan namun wajah mereka tampak tegang.

"Apa kau sudah menemukan dimana Franklin ?" Tanya Jasmine dengan gusar.

"Belum. Aku akan pergi sekarang untuk memencar orang - orangku di penjuru Sisilia."

"Prediksiku Frank terjebak di Sisilia. Aku rasa dia sedang bersembunyi." Alec juga ikut angkat bicara. Pria itu mengeluarkan dua lembar amplop dari map yang dibawanya.

"Lost Angels mengirimiku ini. Itu dua surat yang berbeda. Aku sudah membacanya." Ujar Alec menjelaskan. Alano langsung membukanya dengan terburu - buru.

"Lost Angels ? Siapa itu ?" Hal itu tampak terdengar asing bagi Jasmine. Sekilas ia mendengarnya sebagai "Los Angeles". Tapi tak mungkin, jelas - jelas Alec berbicara merujuk pada seseorang, bukan sebuah kota.

"Lost Angels adalah sebuah perserikatan rahasia yang dibuat Alano. Semuanya berisi perempuan yang dibebaskan Alano dari kubu selatan saat akan dijual ke rumah bordil."

Jasmine terkejut mendengar ucapan Alec barusan. Alisnya terangkat sebelah dengan seringai tajamnya seakan mengatakan "Apakah kau bercanda ?"

"Jadi Alano merekrutnya secara sengaja ?" Jasmine melirik Alano sebentar. Lelaki itu sadar akan sindiran yang diberikan Jasmine sehingga ia langsung menutup suratnya dan menatap wanita itu dengan intens.

"Niatku hanya satu, aku ingin menyelamatkan mereka. Aku mengasah mereka dan mencarikan pekerjaan yang layak untuk mereka. Aku menyebarnya ke berbagai sektor di seluruh penjuru Italia." Jelas Alano dengan tegas. Lelaki itu bisa melihat persepsi buruk dari mata Jasmine.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now