43 (#RoadToEnd)

3.7K 247 1
                                    

Marybel menggeliat perlahan dari tidurnya. Perempuan itu masih sadar seratus persen. Ia merogoh ponsel yang ia sembunyikan di bawah bantalnya sendiri kemudian ia membawa benda tersebut pergi dari ranjangnya. Ia turun pelan - pelan lalu segera memakai piyamanya, meninggalkan Alano yang sedang tertidur lelap di sebelahnya. Perempuan tersebut pergi ke balkon kemudian segera membuka ponselnya. Disana terdapat banyak sekali panggilan tak terjawab dari seseorang.

Marybel segera mengirimi orang tersebut sebuah pesan. Ia menunggu dengan khawatir sambil menggigiti kukunya sendiri.

"Christina ada di dalam rumahmu sendiri. Dia berada di dalam Moresetto Empiro."

Marybel spontan menutup mulutnya sendiri, terkejut dengan informasi yang dikirim oleh mata - matanya. Ia ingin sekali menangis tetapi kalah oleh rasa terkejutnya sendiri. Ia langsung meletakkan ponselnya di meja kemudian perempuan itu terduduk begitu saja di lantai.

Apa yang Marybel pikirkan ternyata benar. Dua bulan, sudah dua bulan ini ia menyebar orang - orangnya untuk menyusuri tiap jengkal dari Sisilia. Bila dalam waktu selama itu tapi ia tak kunjung menemukan tanda - tanda keberadaan Christina, itu berarti...

"Jadi siapa orang suruhanmu ini ?"

Marybel terkejut dua kali ketika melihat Alano berdiri di belakangnya sambil memegang ponselnya yang masih menyala.

"Kau..." Marybel kehabisan kata - kata. Ia masih terkejut bukan main atas berita tersebut. Dengan gemetar, Marybel menunjuk Alano dengan jarinya sendiri. Alano menatap Marybel dengan seringai tajamnya, seolah - olah bersiap untuk menikam Marybel.

"Siapa kau ? Kau tidak terlihat seperti Alano suamiku yang dulu. Kau sekarang telah berubah menjadi monster." Alano mendecak sambil tertawa sinis. Ia menarik lengan Marybel dengan paksa sehingga perempuan tersebut bangkit dengan terpaksa.

"Aku memberikan Italia padamu bukan berarti kau bisa mengambil alih semuanya. Akulah yang mengontrol semua hal disini." Alano menekankan hal tersebut. Tiba - tiba Marybel menangis di depan Alano sambil terisak - isak. Marybel berada di ambang batasnya sendiri, tak tahu harus tertawa atau menangis.

"Kau monster, Alano. Kau monster yang sebenarnya !"

"Cukup ! Aku muak dengan omong kosong ini ! Kau sudah bertindak terlalu jauh, sekarang tak ada pilihan lain selain melenyapkan perempuan itu."

Alano melepas cengkeramannya dari lengan Marybel. Ia segera masuk ke dalam kamar dan ikut mengambil ponselnya sendiri. Marybel tahu Alano akan menelepon seseorang yang dapat membahayakan nyawa Christina sehingga perempuan tersebut langsung meraih ponsel Alano, merebutnya dengan paksa yang membuat lelaki tersebut geram.

"Apakah kau mencintaiku ?" Tanya Marybel dengan bibir yang gemetar. Rasanya semua cara telah ia lakukan tetapi ia tak kunjung bisa menyadarkan Alano.

"Hal itu tak berpengaruh dengan keputusanku malam ini." Tegas Alano dengan lugas.

"Christina tak menyakitiku ! Harus berapa kali aku bilang padamu !"

Sekarang giliran Alano yang mengeluarkan emosinya. Ia menarik paksa Marybel menuju ranjang dan mendorong perempuan tersebut disana.

"Aku ingin menegaskan padamu Bels bahwa apa yang ia lakukan kepadamu tak berpengaruh sama sekali pada penilaianku karena pada faktanya, ia tetap terlibat dalam rencana Franklin."

"Bagaimana bisa tak berpengaruh ? Dia..."

"Apakah dia bisa mengembalikkan anakku yang harusnya lahir empat bulan lagi ? Apakah semuanya akan menjadi baik - baik saja setelah aku memaafkannya ? Tidak Bels, tidak ! Ada beberapa hal yang tak akan kau mengerti karena kau tidak paham bagaimana rasanya menjadi aku !"

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now