32 (BE WISE, 18+)

11.3K 323 38
                                    

Marybel terbangun ketika ia mendengar ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Hari sudah beranjak malam tetapi perempuan itu baru bangun dari tidur siangnya. Badannya mudah sekali letih, mungkin karena ia hamil muda.

Pengelihatannya menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Kemudian pandangannya berhenti di satu titik, perempuan itu tersenyum.

"Alano..." Gumamnya pelan sambil melihat jas Alano yang tergeletak begitu saja di atas sofa. Marybel langsung bangkit dan melepas piyamanya. Dia berjalan memasuki kamar mandi, membuat lelaki yang berada di dalamnya menoleh terkejut.

"Marybelku sudah bangun rupanya." Sapanya manis. Marybel menghampiri Alano kemudian memeluk lelaki itu dari belakang.

"Aku merindukanmu, sungguh." Marybel menciumi punggung Alano, membuat lelaki itu sedikit terpantik. Marybel sempat melihat di leher lelaki itu terdapat bekas goresan yang cukup panjang, namun tidak dalam.

"Apa seseorang mencoba membunuhmu hari ini ?" Tanya Marybel yang membuat Alano membalikkan badannya untuk menatap perempuan itu.

"Tak apa, aku bisa mengatasinya." Jawab Alano dengan tenang. Lelaki itu sangat menggairahkan di bawah pancuran air shower yang mengguyur badannya. Marybel tersenyum kecut sambil mengelus pelan rambut - rambut halus yang berada di dada Alano.

"Kadang aku berpikir, kapan kau bisa terbuka padaku dengan jelas dan tanpa rahasia." Marybel menggumam pelan di depan Alano.

"Tapi aku rasa kau tetap akan menyimpan semuanya sendiri sekalipun kita sudah menikah." Marybel memberanikan diri menatap Alano. Tatapannya yang hangat justru membuat Alano bersalah pada perempuan itu.

"Aku rasa kau salah paham. Aku bukannya tidak mau cerita, aku hanya tidak ingin membuat kepala cantik ini khawatir berlebihan." Alano menyisir rambut Marybel yang basah dengan jarinya sendiri. Perempuan itu tertawa pelan.

"Justru aku khawatir ketika kau menyembunyikan sesuatu. Seperti sekarang, bagaimana bisa kau tidak meneleponku ketika ada orang yang berusaha membunuhmu ? Jika Jef tidak datang dan memberitahuku, mungkin kau sudah mencari alasan lain tentang luka di lehermu itu."

"Aku tidak akan berbohong padamu, Bels. Aku sudah pernah berjanji padamu. Kecuali kau sendiri yang tidak bertanya padaku, aku tidak akan memberitahumu." Alano mematahkan spekulasi perempuan tersebut. Terkadang Marybel berpikir buruk terhadap lelaki itu namun nyatanya Alano selalu memiliki alasannya sendiri.

"Aku rasa kita harus menghabisi Franklin, bila perlu hancurkan kubu selatan agar mereka tidak mengacau lagi." Marybel menatap Alano dengan tajam. Lelaki itu bisa melihat keseriusan di mata Marybel.

"Apa kau bercanda ?" Alano tertawa miring.

"Apakah wajahku terlihat bercanda ?" Skakmat Marybel balik.

"Aku sudah merencanakannya dengan Alec dan Jef. Kita akan membunuh semua anggota mafia kubu selatan di Sisilia."

"Disini ? Di Sisilia ? Mengapa tidak di Roma ? Mereka berporos disana." Ujar Marybel dengan heran. Alano tertawa tipis. Ternyata Marybel belum bisa menebak rencananya.

"Aku akan memberitahumu rencananya tapi nanti. Sekarang biarkan aku menikmati hangatnya dirimu." Alano segera menyerbu bibir Marybel, tak memberi perempuan itu jeda untuk membalas ucapannya.

"Tunggu..." Marybel melepas ciuman itu sepihak. Terlihat dari sana Alano menahan gairahnya yang memuncak.

"Bukankah kita akan mandi ?" Marybel tersenyum licik kemudian menjauh dari Alano.  Lelaki itu hanya tertawa memandang tingkah nakal Marybel yang mulai menambah fantasinya. Perempuan itu duduk di tepi bathub kemudian menggerai rambutnya yang tadi ia gulung sembarang menggunakan hair stick.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now