39 (#RoadToEnd)

3.8K 238 30
                                    

Aku mengira semuanya akan sempurna. Aku mengira semuanya akan menjadi seperti prediksiku. Aku kira aku bisa menjadi andalan setiap orang. Ketika aku melihat Alano menangis, aku merasa seperti itulah dari akhir dari segalanya.

Dari ujung lorong, aku mengamati setiap orang satu per satu. Mereka sedang kehilangan. Alec memeluk Jasmine untuk meredakan tangis wanita tersebut sedangkan Alano sedang berbicara dengan dokter di depan ruang ICU.

Marybel koma, dia akan tertidur untuk waktu yang lama. Bayinya tak bisa diselamatkan. Pada akhirnya, aku mengecewakan orang - orang yang mempercayaiku. Aku rasa aku tak pantas berada dalam keluarga ini.

***

Alano duduk termenung di sebelah Alec. Tatapannya kosong, pikirannya terbang kemana - mana. Alec tak berani mengungkapkan sepatah katapun walaupun banyak yang ingin ia sampaikan. Pria itu menunggu beberapa saat sambil berdeham beberapa kali.

"Al, sebaiknya kau pulang. Biar aku yang menjaga Marybel malam ini."

"Bagaimana aku bisa meninggalkan istriku sendirian disini ? Kita pernah berjanji untuk melewati semuanya bersama - sama." Alano menjawabnya dengan lesu. Alec memahaminya. Lelaki itu sedang banyak pikiran, mungkin ia stress.

"Jef pergi." Seketika Alano menoleh pada Alec dengan tatapan tajam.

"Aku berusaha mencegahnya tetapi ia tetap pergi sendirian untuk menghabisi Franklin." Alec memberanikan diri untuk menjelaskan hal itu kepada Alano walaupun ia tahu Alano pasti akan mengamuk dua kali.

"Apa - apaan ini ? Mengapa..."

"Dia berperang dengan rasa bersalahnya, Al. Aku paham dengan apa yang ia rasakan."

Alano terhenyak dengan alasan yang diberikan oleh Alec. Sebenarnya ini bukan salah siapa - siapa, ini murni kesalahan Alano sendiri. Ketika ia tahu Jef pergi, lelaki itu semakin sadar bila ia sudah terlalu banyak menyeret orang lain dalam urusannya.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang ?" Jasmine menginterupsi Alano. Ia baru saja datang kemudian terduduk di kursi yang berada di seberang Alano.

"Aku minta maaf. Kau benar, Marybel tidak seharusnya bersamaku. Aku jadi egois karena aku terlalu mencintainya." Alano menyerah di depan Jasmine. Jasmine tertawa sinis sambil memandangi Marybel dari balik jendela ruang ICU. Bahkan untuk bernafas pun ia harus dibantu ventilator. Di sebelahnya banyak selang - selang yang terhubung dengan Vital Sign Monitor.

"Marybel adalah perempuan yang keras kepala bukan ? Dia tak mendengarkan kata - kata orang lain

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Marybel adalah perempuan yang keras kepala bukan ? Dia tak mendengarkan kata - kata orang lain. Dia melakukan sesuatu yang ia anggap benar." Alano memperhatikan ucapan Jasmine. Tak ada tanda - tanda kemarahan disana.

"Walaupun aku memarahinya hingga mulutku berbusa pun..." Jasmine menekankan kata - katanya kemudian berhenti sejenak.

"Dia tetap akan menghampirimu. Padahal aku tahu hal - hal seperti ini pasti akan terjadi. Marybel tak paham apa yang harus dipertaruhkan untuk bisa bertahan dalam dunia mafia." Jasmine menyeka air matanya sendiri kemudian ia tertawa pelan.

POSSESSION : Legacy of MafiaOnde histórias criam vida. Descubra agora