27

4.3K 311 47
                                    

Marybel memutuskan untuk pergi ke mall siang ini. Perempuan itu mengenakan lace-dress berwarna hitam selutut dengan lengan yang panjang. Ia juga memakai kaca mata hitam yang bertengger di telinganya. Rambutnya ia gerai secara rapi. Tampaknya Marybel siap untuk menjadi anonim bagi dunia ini, seseorang yang tak dikenali siapapun.

Marybel sedang memilih baju yang sekiranya cocok ia kenakan untuk bersantai. Dia menempelkan berbagai baju ke badannya, sekedar melihat kecocokan dalam pemakaiannya nanti. Perempuan itu tak ingin langsung mencobanya karena menurutnya itu hal rumit.

Sepuluh paperbag telah ia tenteng sekarang. Marybel merasa cukup dengan apa yang ia beli kemudian ia memutuskan untuk kembali ke hotel. Perempuan itu sempat mampir ke toilet. Setelah keperluannya selesai, ia berdiri di depan washtafel dengan cermin yang besar. Perempuan itu melepas kacamatanya lalu mengeluarkan lipstiknya dan memoleskannya pada bibirnya. Dia tak ingin terlihat pucat.

Marybel sudah akan memakai lipstiknya sebelum seorang lelaki memasuki toilet tersebut. Dia memakai celana jeans dengan kaos hitam dan topi putih. Marybel tak menoleh pada lelaki tersebut, melainkan menatap aneh dari pantulan cermin. Lelaki tersebut menunduk sehingga Marybel tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Ini toilet perempuan, aku rasa kau salah masuk." Begitu Marybel menginterupsinya, lelaki itu langsung menatap Marybel tajam. Wanita itu langsung terperangah melihat siapa yang ada di balik topi tersebut.

Marybel langsung lari begitu saja namun lelaki itu langsung menyergapnya.

"Mau kemana Bels ? Jangan takut, ini aku." Lelaki itu mengeluarkan seringai iblisnya.

"Aku tak punya urusan denganmu Hardin, pergi dari sini !" Marybel ingin melewati lelaki tersebut namun Hardin langsung menarik lengan Marybel sehingga wanita tersebut jatuh dalam pelukannya.

"Kau sudah berani rupanya Bels. Bagaimana jika kita memulai pertemuan kita dengan ciuman panas ?" Hardin langsung menyerbu Marybel tanpa aba - aba. Perempuan itu menangis ketakutan ketika Hardin memaksakan ciumannya. Marybel langsung menggigit bibir Hardin keras - keras kemudian ia menendang kejantanan lelaki itu. Marybel langsung kabur dari sana dengan air mata yang mengalir deras. Dia langsung menghampiri satpam mall yang sedang berkeliling. Semua orang yang berada di sekitarnya langsung menatap Marybel dengan tatapan was - was. Satpam itu berusaha menenangkan Marybel ketika perempuan itu kesulitan mengatur nafasnya untuk bicara. Perempuan itu menangis sesegukan, rasa takut itu benar - benar nyata di otaknya.

"Aku akan mengecek toilet, tenang." Satpam itu segera berlari menuju toilet. Tepat sekali detik itu Hardin keluar dari toilet sambil memegangi bibirnya yang berdarah. Ketika ia tahu jika satpam itu menatapnya dengan tatapan curiga, lelaki itu langsung berlari begitu saja. Satpam itu segera mengejar Hardin yang berusaha kabur dari sana.

Marybel langsung mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya. Dia memanggil seseorang disana. Namun sayangnya panggilan tersebut tak kunjung diangkat.

"Alano !" Seru Marybel histeris ketika lelaki itu mengangkat panggilannya.

"Bels ? Apakah kau baik - baik saja ?" Lelaki itu langsung bangkit dari kursinya. Dia khawatir mendengar perempuan itu histeris ketakutan sambil menangis.

"Thomas Hardin ada disini, dia menguntitku hingga ke toilet." Marybel berusaha mengatur nafasnya. Perempuan itu masih menangis.

"Kau ada dimana sekarang ?"

"Aku ada di Olympic Mall lantai satu. Aku akan pergi ke kantor pelayanan."

"Tunggu disana Bels, jangan kemana - mana." Alano segera mematikan ponselnya. Dia berlari terburu - buru mengambil kunci mobilnya kemudian langsung meluncur menuju mall yang dimaksud Marybel. Inilah ia takutkan. Marybel menjadi sasaran balas dendam rivalnya sendiri dengan menggunakan masa lalu Marybel sebagai senjatanya.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now