15 (18 + CONTENT, EKSTRA PANJANG)

20.7K 567 40
                                    

Marybel baru saja mandi ketika dia mendengar pintu kamar terbuka. Dia mengintip dari pintu kamar mandi yang tak ia tutup. Sudah pasti itu Alano yang datang.

"Aku disini !" Teriak Marybel dari dalam kamar mandi. Alano tersenyum. Dia sudah tahu Marybel ada di dalam kamar mandi karena pintu itu terbuka. Lelaki itu melepas bajunya dan hanya meninggalkan celana dalamnya saja. Ia menghampiri Marybel yang berada di kamar mandi.

 Ia menghampiri Marybel yang berada di kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai." Alano duduk di tepi bathup lalu mengecup bibir Marybel lembut. "Bagaimana harimu ?" Lelaki itu tampak perhatian padanya. Marybel melipat tangannya di tepi bathup. Dia tampak berpikir sebentar.

"Aku menanam mawar di halaman belakang rumahmu, apa kau keberatan ?" Mata Marybel nampak bersinar. Alano tertawa mendengar perempuan itu berusaha merayunya.

"Tidak, tapi jika mawarnya tumbuh, kau harus memberikannya kepadaku." Giliran Marybel yang tertawa. "Kau laki - laki, seharusnya kau yang memberiku bunga."

"Apa kau suka bunga ?"

"Aku suka... Em..." Marybel pura - pura berpikir.

"Aku menyukaimu." Alano menertawakan selera humor Marybel yang kurang bagus. Tetapi dia mampu membuat perasaan Alano membaik setiap kali berada di dekatnya.

"Aku mencintaimu." Alano sekali lagi mengecup bibir Marybel. Tetapi gadis itu langsung sadar akan sesuatu.

"Dimana bajumu ?" Marybel langsung menutup kedua matanya. "Aku melepasnya, aku ingin mandi juga."

"Stop ! Aku keluar sekarang ! Balik badanmu !" Marybel marah - marah lagi sesuai kebiasannya jika melihat tubuh Alano terekspos. Padahal lelaki itu masih memakai celana dalamnya.

"Baiklah, aku berbalik." Alano menahan tawanya dan memejamkan matanya sejenak. Dia tak ingin Marybel meneriakinya cabul seperti kemarin - kemarin.

"Sudah, cepatlah mandi." Perempuan itu keluar dari kamar mandi begitu saja dengan handuk yang melilit tubuhnya. Alano menelan salivanya sendiri ketika ia melihat betapa pendeknya handuk itu sehingga pantat Marybel yang kenyal itu terlihat sedikit.

"Selalu pada akhirnya aku bermain solo."

Alano menggerutu sendiri di dalam hati. Imannya benar - benar diuji saat dia dekat dengan Marybel. Lekuk tubuh wanita itu menyihirnya dengan rambut hitamnya yang lebat. Dia berusaha mati - matian tak menyentuh Marybel karena dia sudah berjanji pada Marybel untuk menjaga perempuan itu. Kadang ia masih tak percaya jika perempuan sebebas Marybel ternyata masih perawan. Apalagi dia sudah menjalani masa transisinya di New York selama empat tahun, mungkinkah dia sehebat itu menahan nafsunya ?

Tapi pikiran Alano berubah lagi. Marybel mungkin saja masih perawan mengingat betapa kolotnya perempuan itu dalam menjalin hubungan. Belum lagi perempuan itu juga menjaga jarak dengan baik pada lelaki manapun.

"Aku akan sangat bangga jika aku menjadi lelaki yang mengambil keperawanannya kelak." Alano tertawa sendiri setelah itu. Dia melepas celana dalamnya dan menyalakan shower. Dia perlu mendinginkan kepalanya agar bayangan lekuk tubuh Marybel bisa hilang segera dari pikirannya.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now