38 (#RoadToEnd - Extra Long)

4.3K 252 46
                                    

"Ayo cepat sembunyi di pinggir tembok. Kita akan langsung menyergap Alano di teras. Bila ia membawa banyak anak buahnya, kita akan kabur melalui pagar samping. Mengerti ?"

Perempuan itu mengangguk paham mendengar ucapan lelaki tersebut. Mereka langsung waspada ketika ia mendengar suara mobil yang datang. 

"Dia tidak datang bersama Alano !" Perempuan itu berseru pelan sambil memukul pundak lelaki yang berada di sebelahnya. Lelaki tersebut menggigit bibir bawahnya sambil memutar otaknya sendiri.

"Apapun yang terjadi, kita tetap pada rencana awal !"

***

Marybel dan Jef sampai terlebih dahulu sebelum Alano. Marybel turun untuk mengisi kata sandi agar gerbang dapat terbuka. Mobil Jef masuk begitu saja begitu gerbang terbuka lebar. Marybel menutupnya kembali lalu ia berteriak senang akhirnya ia bisa pulang ke rumah lagi.

"Apa yang akan kau lakukan Bels ? Rumah ini sebenarnya akan dikosongkan." Ujar Jef begitu ia keluar dari mobil.

"Aku tak mengizinkannya. Rumah ini sangat bersejarah bagi kami. Aku ingin tinggal disini selamanya." Seru Marybel dengan semangatnya yang tinggi.

"Aku akan membuat minuman." Marybel segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Jef sendirian di teras. Lelaki itu duduk di kursi rotan sambil memandangi taman yang hijau. Dia tak ingin masuk ke dalam karena sofa di ruang keluarga pasti berdebu. 

Jef mengambil ponselnya, mencari sebuah kontak disana. Alano, tentu saja.

"Hei Al, kau dimana ?" Jef langsung menyapanya begitu Alano mengangkat panggilannya.

"Aku baru saja sampai di Moresetto Empiro untuk mengambil beberapa berkas. Aku akan sampai di rumah satu jam lagi. Tolong temani Marybel hingga aku datang."

"Baiklah, aku akan menemani Marybel. Tenang saja, urus urusanmu hingga selesai." 

Tiba - tiba Jef menoleh ke kiri. Ia merasa mendengar suara gemerusuk di sekitar pekarangan rumah. Suara itu terdengar sangat jelas sekali hingga ia terkejut.

"Bels ?" Jef memanggil Marybel dengan lantang, berjaga bila itu adalah Marybel.

"Kau mau teh atau kopi ?" Jef terkejut dua kali. Suara Marybel terdengar namun berasal dari dalam rumah. Lalu suara apa yang barusan ia dengar ?

Jef segera mematikan ponselnya dan ia bangkit dari kursinya. Ia berjalan pelan sekali hingga tak terdengar suara tapak kakinya.

"BUGHH..."

Marybel tak sengaja menjatuhkan sendok yang ia pegang ketika ia mendengar suara hantaman keras. Ia langsung menajamkan pendengarannya, ada suara tawa lelaki yang sangat familiar. Namun itu bukan suara Jef.

"Ia disini..."  Marybel menggumam pelan dengan mata yang melotot kebingungan. Tubuhnya tiba - tiba kaku dan sulit digerakkan. Dia langsung berpikiran untuk menelepon Alano tetapi ia baru ingat bila ponselnya tertinggal di mobil. 

Marybel membuang ketakutannya dan bergegas menuju pintu belakang. Dia berusaha membukanya namun pintu tersebut terkunci. Marybel menarik nafasnya perlahan, dia harus tetap tenang. Ia segera pergi ke kamarnya.

"Marybel..." Suara itu menggema di penjuru ruangan. Marybel segera mengambil sebuah buku krusial yang ia simpan di dalam brankas. Ia itu merasa beruntung telah memindahkan buku tersebut kemari. Kemudian ia mengambil secarik kertas. Perempuan itu menulis dengan tergesa - gesa lalu meletakkannya di bawah bantal.

Marybel keluar dari kamar dengan mengendap - endap menuju beranda samping, tempat yang biasa ia gunakan untuk melukis. Sekilas ia melihat pantulan siluet dua orang yang berjalan melalui kaca yang berada di dinding. Tampaknya orang - orang itu sedang menyisir sayap kiri rumah, bagian ruang keluarga dan ruang rekreasi. Untuk kedua kalinya ia merasa beruntung karena ia berada di sayap kanan rumah. Marybel bisa saja lari keluar tapi ia yakin orang - orang tersebut tak mudah dikelabuhi. Mereka pasti sudah mengunci pintunya.

POSSESSION : Legacy of MafiaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ