30

5.7K 318 33
                                    

Marybel tak berselera uituk melakukan apapun hari ini. Alano menyuruhnya untuk mengukur gaun pengantin tetapi ia tak kunjung melakukannya. Pikirannya berpencar kemana - mana sehingga ia berusaha mencari kenyamanan dengan merebahkan dirinya di kasur berjam - jam tanpa makan sedikitpun.

Alano sejak tadi mencari - cari perempuan itu. Dia tak terlihat dimanapun jadi lelaki itu mencarinya di kamar. Benar saja, perempuan itu tertidur disana dengan piyama panda berwarna putih yang lucu. Sekilas Alano tersenyum tertahan. Dia melihat Marybel seperti anak remaja yang berpura - pura sakit agar tak berangkat ke sekolah.

"Apa yang dilakukan Marybelku disini ? Mengapa pengantinku tak mau mengukur gaun pernikahannya sendiri ?"

Marybel langsung menoleh ketika ia mendengar suara Alano menginterupsinya. Perempuan itu langsung terbangun dengan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Bels, pernikahan kita tinggal dua minggu lagi. Tinggal gaunmu saja yang belum beres." Lelaki itu mengelus rambut Marybel lembut, berusaha merayu perempuan itu agar tak terus berbaring di ranjangnya. Tiba - tiba Alano menyadari sesuatu yang berbeda dari Marybel.

"Apa kau sedang tidak enak badan ?" Tanya Alano tenang.

"Aku rasa aku hamil." Marybel melontarkan kata - kata tersebut dengan ringan dan tanpa beban sama sekali. Mata Alano langsung membulat seketika.

"Hamil ?" Alano mengulangi lagi apa yang dikatakan Marybel.

"Aku baru sadar bulan ini aku tidak mendapat datang bulanku. Badanku lemas semua." Marybel menjelaskannya sekilas.

"Aku akan memanggilkan dokter untukmu. Bila memang kau hamil, kita bisa mempercepat pernikahan di Minggu depan."

"Tidak bisakah besok ? Atau lusa ? Aku ingin segera melaksanakannya agar aku bisa tidur lagi tanpa gangguan." Marybel menyinggung dengan halus jika ia sedang ingin beristirahat dengan tenang. Alano paham hal itu dan dia langsung membantu Marybel untuk berbaring kemudian menarik selimut wanita itu lagi. Marybel langsung memejamkan matanya, seakan tak ingin lagi mengobrol dengan Alano.

"Kirim doktermu nanti sore. Aku ingin tidur seharian ini. Bila ada yang mengetuk pintuku sebelum jam tiga, aku akan melakukan apa yang telah kulakukan pada Hardin semalam." Ujar Marybel dengan mata terpejam. Alano tertawa mendengarnya. Perempuan itu sudah pintar mengancam rupanya.

"Baiklah Nyonya Moresetto, istirahatlah sepuasmu." Alano mencium pipi Marybel kemudian ia segera pergi dari sana. Marybel benar - benar lega ketika Alano telah meninggalkannya. Perempuan itu langsung mengambil ponselnya yang berada di dalam nakas dan membuka kembali pesannya dengan Christina.

"Bels, lelaki itu memprovokasimu. Dia ingin melenyapkanmu juga setelah ia mendapat keturunan keluarga Moresetto yang baru. Kau jangan percaya padanya ! Evan memberitahuku tentang hal ini."

Hati Marybel langsung remuk seketika setelah ia membaca pesan tersebut. Sejak tadi hatinya tak tenang dengan masalah - masalah yang menghampirinya. Teka - teki kedatangan Hardin dan rentetan kejadian yang berhubungan dengan Franklin seakan menimbulkan celah kosong di pikiran Marybel. Untuk apa Frank melakukan hal tersebut pada Marybel ? Perempuan itu segera membalas pesan Christina barusan.

"Christ, apakah kau tahu jika Evan adalah identitas samaran ?"

Christina mengetik...

"Apa maksudmu ? Aku sudah pernah melihat kartu identitas Evan, lalu bagaimana bisa Evan menyamarkan identitasnya ?"

Marybel tak menjawab pesan Christina lagi. Perempuan itu menggaruk kepalanya kasar dan mulai menangis. Jadi apakah selama ini dirinya yang justru telah tertipu oleh Alano ? Marybel menghapus air matanya dan kembali berbaring. Dia tak ingin membebani pikirannya dengan pikiran konyol tersebut.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now