19

6.3K 366 24
                                    

Marybel sedang memasak ketika Alano menghampirinya. Perempuan itu memang selalu semangat seperti biasanya. Dia membuat sandwich dan steak karena dua makanan itu adalah makanan favorit Alano.

Alano datang dengan rambut yang masih basah. Handuknya masih tergantung di lehernya. Dia hanya memakai celana pendek ketika keluar. Atau mungkin...

"Ya Tuhan, Alano ! Mengapa kau hanya memakai celana dalam saja ?" Perempuan itu ingin marah sekaligus bingung dengan kebiasaan lelaki satu ini. Awalnya dia mengira jika yang Alano pakai adalah celana pendek. Begitu ia menajamkan matanya, ia sadar itu adalah celana dalam dengan model seperti celana pendek.

Alano tak menghiraukan ocehan Marybel dan mengecup pelan bibir perempuan itu.

"Selamat pagi, Mrs. Moresetto." Katanya. "Selamat pagi." Balas Marybel dengan gaya merengutnya yang khas.

"Apakah kau terganggu jika aku hanya memakai celana dalam ?" Alano mengedipkan sebelah matanya, berusaha untuk menggoda Marybel.

"Apa kau tidak malu jika dilihat mafia - mafiamu yang lain ?" Marybel melempar balik pertanyaan pada lelaki itu.

"Mengapa aku harus malu, kita sama - sama lelaki. Beda lagi jika kau yang keluar hanya dengan memakai celana dalam." Marybel tersenyum sinis mendengar ucapan Alano. Dia memiliki celah untuk menggoda balik lelaki itu.

"Baiklah. Aku akan memakai celana dalam saja, sama sepertimu. Jadi aku tak perlu merasa gerah." Setelah itu Marybel mengangkat dress selutut yang sedang ia pakai sekarang. Alano langsung melotot melihat perempuan itu tak main - main dengan ucapannya.

"Kau mau aku menggantungmu di tiang itu ?" Ujar Alano sambil memicingkan matanya menoleh pada tiang bendera yang berada di taman. Marybel tertawa kemudian menurunkan bajunya.

"Katakan saja kau cemburu." Marybel mengangkat alisnya. Alano menatap tajam Marybel tanpa mengeluarkan reaksi apapun. Justru tangannya terulur untuk mengambil ham yang telah dibakar oleh wanita itu, dengan kata lain Alano mengabaikan godaan Marybel. Perempuan itu terkejut karena Alano mengambil daging itu begitu saja padahal dia akan menata sandwichnya.

"Pergilah dari dapurku !" Marybel memukul lelaki itu menggunakan spatula. Alano tertawa lepas setelah itu.

"Kau berusaha memancingku tetapi kau sendiri yang marah." Alano masih sempat meledek Marybel sebelum lelaki itu lari terbirit - birit ketika Marybel melepas sandal yang dipakainya dan bersiap melemparkannya pada Alano. Marybel mendengus kesal. Lelaki itu selalu saja menguji kesabarannya.

"Akan kubalas kau nanti !" Marybel sudah menyiapkan amunisinya untuk mengerjai Alano. Kali ini dia yakin dia akan menang.

***

Marybel tersenyum licik ketika Alano mulai melahap makanannya. Dia bersikap tenang dan biasa saja seperti tidak terjadi apapun padahal dia...

"Mengapa roti ini pedas sekali ?" Lelaki itu langsung terburu - buru meminum jusnya. Marybel menahan tawanya saat Alano kebingungan mencari minum yang lain karena jusnya langsung habis dalam sekali tegak.

"Maaf, kelihatannya rotimu tertukar dengan rotiku." Marybel menjawab sekenanya. Sedetik kemudian Alano sadar akan sesuatu.

"Apa kau sedang mengerjaiku Bels ?" Lelaki itu menatapnya tajam. Marybel mengelap mulutnya sebentar sebelum menjawab.

"Aku benar - benar tidak tahu." Tepat setelah Marybel mengucapkan hal itu, dia tertawa lepas. Perempuan itu tak bisa menahan tawanya ketika melihat wajah Alano memerah karena kepedasan.

"Lihat saja aku akan membalasmu nanti." Mereka masih saling bertatapan satu sama lain sebelum wanita itu tiba - tiba lari dari kursinya. Alano meletakkan sandwichnya dan berlari mengejar Marybel. Marybel berlari keluar menuju halaman utama. Alano berusaha menangkap wanita itu tetapi Marybel rupanya sangat gesit.

POSSESSION : Legacy of MafiaWhere stories live. Discover now