SEBELAS [AWAL KEHANCURAN]

56.2K 3.4K 611
                                    

Kalau gak bisa menentukan pilihan lebih baik lepaskan saja.

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Setelah mengantarkan Keisya pulang. Reno kembali lagi keacara reuni setelah berdebat terlebih dahulu dengan Keisya. Setelah Keisya meyankinkan bahwa dia tidak apa-apa, barulah Reno pergi lagi.

Sangat sulit untuk Keisya membuat Reno pergi, bukan karena apa-apa saat ini ia ingin sendiri, benar-benar sendiri tak mau dinganggu.

Setelah Reno pergi Keisya langsung masuk kedalam kamar.

Ia mengunci diri didalam kamar, manangis sejadi-jadinya. Hatinya sakit saat mengingat hal yang tak ingin Keisya lihat.

Ingin melupakan, namun pikirannya seperti berputar memikirkan hal yang sama.

Melihat Dito bermesraan dengan sahabatnya sendiri membuat Keisya hancur.

"AGRHHHH" Keisya berteriak seolah menumpahkan emosi dan rasa sakit yang menyatu.

Keisya terduduk lemah diatas lantai disamping tempat tidurnya. Seperti tak ada lagi semangat dalam dirinya.

Beberapa menit mempertahankan posisinya, kini Keisya mendongakan kepalanya. Memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

Keisya bangkit dari duduknya dan berjalan kearah cermin lalu menatap pantulan dirinya yang terlihat sangst kacau.

Mata sembab, hidung merah, dan rambut berantakan.

Keisya merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya sebagai sisir. Lalu menghapus air mata yang ada dipipinya dengan kasar.

"Keisya lo harus kuat. Lo pasti bisa" tegas Keisya untuk dirinya sendiri.

Lama Keisya menatap dirinya dari pantulan cermin.

Keisya memoleskan wajahnya dengan sedikit bedak lalu memakai liptint nya agar tidak terlalu terlihat ia telah menangis.

Setelah penampilannya seperti semula seolah tidak ada apa-apa. Keisya memberanikan diri keluar dari kamarnya. Sempat ragu karena takut bila air matanya tak bisa dikontrol dan malah menagis begitu saja.

Saat ini tujuannya hanya satu, toko kue milik sang bunda. Keisya hanya ingin menyibukan diri dengan membantu bundanya di toko kue. Semoga dengan kesibukan bisa sedikit melupakan rasa sakit yang kini ia rasakan.

Memang Keisya pengecut, ia tak mau bertanya ataupun menanyakan alasan kenapa Dito melakukan ini semua. Tapi, Keisya belum sekuat itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Keisya takut belum bosa menerima ini semua.

Semuanya berjalan begitu cepat dan secara tiba-tiba, Keisya tak tau harus berbuat apa.

Satu tahun lebih mereka telah bersama, kenangan demi kenangan telah mereka lewati. Tapi kini hatinya tak lagi bisa ditahan. Telah hancur.

Dengan diantar oleh pak Asep, sekarang Keisya sudah berada didepan toko kue milik bundanya.

Tanpa ragu Keisya langsung masuk kedalam toko. Senyuman berusaha Keisya tebarkan saat ada karyawan bunda nya yang menyapa.

Dulu tersenyum itu adalah hal.yang mudah, bahkan Keisya sosok yang ramah dan selalu tersenyum. Tapi, kini hanya tersenyum saja rasanya sulit. Dan hanya tersenyum matanya terasa memanas ingin menangis.

"Keisya" panggil Rani bunda Keisya saat melihat anak semata wayangnya itu berjalan menghampirinya saat mengontrol keadaan pembuatan kue.

Keisya tersenyum kearah bundanya lalu langsung memeluk bundanya sangat erat. Ingin sekali Keisya menceritakan semuanya kepada bundanya itu. Tapi ia tak mau membuat masalahnya menjadi rumit.

about us and him ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang