TIGAPULUH EMPAT [CERITA FAJRI]

35.9K 2.1K 113
                                    

Jujur walau menyakitkan lebih baik. Dari pada bohong terus menyakiti.

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Dalam peejalanan menuju rumah sakit, Keisya hanya diam. Kini pikiran nya terus melayang memikirkan teman-temannya yang selalu menyarankan Keisya untuk mundur saja.

"Sya" panggil Fajri sedikit teriak takut tak terdengar oleh Keisya yang berada dibelakangnya.

"Kenapa Ji?"

"Lo masih mikirin perkataan gue ya?" Tanya Fajri sambil sesekali melirik kaca spionnya keearah Keisya.

"Engga ko" kata Keisya sambil terus menatap jalanan disampingnya.

"Trus lo kenapa diem aja?"

"Ya mau aja"

Fajri pun hanya menganggukan kepalanya lalu kembali fokus menyetir motornya.

Kini Keisya kembali mengingat perkataan Fajri yang selalu berputar dikepalanya.

*Flashback On*

"Lo harus egois demi kebahagian lo" Fajri menatap Keisya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jangan nyuruh gue mundur Ji, gue udah capek dengernya. Kasih gue waktu bentar aja buat mempertahankan ini. Gue janji kalo gue gak sanggup gue mundur dengan sendirinya" kata Keisya lelah.

"Gue selalu dukung keputusan lo Sya, tapi gue gak akan diam saat lo disakitin lagi"

"Iya gue gak akan izinin lo lakuin"

"Sya lo boleh baik. Tapi jangan memberi jalan untuk orang lain memanfaatkan kebaikan lo. Ayolah lo berhak bahagia untuk diri lo sendiri. Gue gak sanggup liat lo tersakiti"

Keisya tersenyum manis kearah Fajri. "Gue pikir ada orang yang lebih tersakiti dari sakit nya gue"

"Maksud lo?" Tanya Fajri tak mengerti.

"Senja"

"Lo masih aja mikirin dia?" Tanya Fajri lalu menggelengkan kepalanya. "Lo tau kenapa gue gak melanjutkan perjuangan gue untuk Senja?"

Keisya menggelengkan kepalanya.

"Cinta yang gue miliki ternyata bertepuk sebelah tangan dan itu rasanya sakit Sya, mungkin sekarang lo sedang merasakan itu. Gue gak nyerah, gue berjuang lagi. Sampe dimana dititik gue berpikir, Senja lebih sakit dari gue. Saat semua orang membencinya karena gak nerima cinta gue karena mereka semua tau, seberapa besar perjuangan gue. Tapi mereka gak tau apa yang Senja rasakan. Mungkin lo juga ada diantara mereka memaksa Senja nerima gue" kata Fajri lalu tersenyum kearah Keisya yang memelototkan matanya.

"Tapi iya juga sih, brarti gue jahat dong?"

"Menurut lo gimana?"

"Gak usah dibahas. Lanjut" kata Keisya lalu memutar matanya jengah.

"Oke.. disitu gue sadar ternyata bukan gue aja yang merasakan sakit dan menderita karena ditolak terus. Tapi, juga Senja dia ada alasan untuk nenolak gue. Dia gak mencintai gue saat itu. Padahal kalo Senja adalah lo, gue yakin lo bakalan nerima cinta gue walaupun lo gak cinta sama gue. Karena, bagi lo menghargai lebih penting tanpa memikirkan apa yang orang lain bahkan diri lo sendiri rasakan. Senja nolak gue ditakut saat kita bersama hanya untuk saling menyakiti. Dan see itu benar, gak kebayang kalo saat itu Senja nerima gue hanya untuk menghargai perjuangan gue. Gue pasti akan marah, sakit yang gue rasakan bertambah berkali-kali lipat, sebelum itu terjadi lebih baik gue mundur" kata Fajri lalu menjeda ceritanya dan menatap Keisya yang hanya diam.

about us and him ✔️Where stories live. Discover now