EMPAT BELAS [BERANTEM]

52.8K 3.1K 161
                                    

Sadar bukan siapa-siapa. Tapi, khawatir bolehkan?

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Saat ini SMA Mahardika sedang jam istirahat semua murid berbondong-bondong menuju kekantin termasuk Dito dan kawan-kawannya.

Seperti biasa Dito dan sahabatnya itu selalu duduk dimeja kantin paling ujung.

"Barudak rek maresen jiga biasa?" Tanya Dhika dengan logat sunda nya. Dhika masih berdiri bersama dengan Wisnu yang hari ini sudah mulai masuk sekolah.

"Jiga biasa we meh gancang" kata Dizan disetujui semuanya.

Dhika dan Wisnu phn pergi meninggalkan meja mereka untuk memesan makanan yang biasanya mereka makan bila jam istirahat apalagi kalau bukan nasi liwet abah.

"Dit, si Rena chat gue katanya Keisya sakit tapi maksain sekolah lo tau itu?" Tanya Angga dengan mata yang masih fokus pada hpnya.

Tanpa Angga sadari wajah Dito berubah entahlah antara khawatir atau benci. Tatapan nya tak dapat terbaca.

Semua yang menyadari perubahan Dito hanya bisa diam, kecuali Angga yang belum menyadari perubahan sikap Dito.

"Bagus kalo lo putus" celetuk Revan begitu saja dengan santainya.

Dito yang mendengar perkataan Revan langsung tersulut emosi, entahlah semenjak kejadian dirumah sakit kini emosi Dito tak bisa terkontrol.

Kini Dito menatap Revan dengan tatapan membunuh. Angga yang berada disamping Dito baru menyadari perubahan sikap Dito dan bersiap bila Dito akan menghajar Revan.

Sedangkan yang lainnya pun hanya diam dan bersiap bila kemarahan Dito akan meluap dan tidak akan bisa terbendung.

"Lo kenapa? Benerkan lo putus" kata Revan dengan santai.

"Mau lo apa ANJING" kata Dito lalu menarik kerah seragam Revan yang ada dihadapan nya.

Suasana kantin menjadi mencekam. Semua mata menatap kearah mereka.

Sedangkan Angga, Iqbal dan Dimas menahan Dito agar tidak membuat onar disekolah.

Rizky, Savik dan Dizan mencoba untuk melepaskan cengkraman Dito yang begitu kuat.

"BUBAR LO PADA" teriak Wisnu saat melihat siswa yang sudah mengerubungi meja mereka. Wisnu langsung menyimpan napan yang ia bawa dengan asal. Begitupun dengan Dhika.

"Lepasken" kata Dhika dingin.

"Lo mau mereka adu jotos?" Tanya Dimas emosi.

"Jang naon kacape-cape, geus gede ieu boga otak kan?! Mikir maraneh teh sobat rek gelut?!" Kata Dhika dengan sedikit berteriak.

Tangan-tangan yang menahan Dito dan tangan yang berusaha melepaskan cengkraman Dito mulai melepas dan mebiarkan Dito mencekram Revan.

Mereka manatap Dito yang hanya diam, begitupun dengan Revan yang masih saja santai.

Dito menatap sahabatnya yang menatapnya dengan tatapan menantang, dengan kasar Dito melepaskan cengkramannya pada Revan.

"Gue. Tunggu. Lo. Di. Roftoop. Sekarang" kata Dito penuh penekanan dan pergi begitu saja.

Hanya ada keheningan diantara mereka setelah menatap kepergian Dito.

Tanpa disuruh karena mengerti kedaan mereka duduk seperti sedang mengadakan rapat dengan wajah yang serius.

"Lo ada masalah apa sama Dito?" Tanya Savik langsung.

"Gue gak ada hak buat ceritain ini sama lo pada" kata Revan.

about us and him ✔️Where stories live. Discover now