TIGAPULUH LIMA [BERAKHIR?]

43.4K 2.4K 179
                                    

Oke karena kalian banyak yang marah-marah sama Keisya.

Aku buat Keisya lebih tegas lagi deh,,,

Selamat membaca.

☁️☁️☁️

Keisya masih saja ditarik oleh Dito. Saat ini Keisya melihat Dito yang lain, tidak seperti ia mengenalnya dulu.

Dito langsung melepaskan genggamannya saat melihat kearah parkiran.

Keisya yang penasaran pun melihat kearah yang Dito lihat. Tatapan Dito mengarah kearah Senja yang berada diparkiran dengan teman-teman yang lain.

Keisya baru sadar ternyata ada Senja yang ikut ke rumah sakit. Pantas saja tadi Dita hanya bersama dengan Aldi. Karena biasanya kemanapun Dita pergi disitu ada Senja.

Tiba-tiba pikiran Keisya melayang dimana Dito sampe meninggalkannya tadi di sekolah pasti karena Senja.

Hatinya kembali sakit. Sakit yang belum juga sembuh, luka yang masih basah, dan air mata yang selalu memberontak untuk luruh.

Keisya berusaha menguatkan dirinya lagi dan berjalan disamping Dito kearah teman-temannya.

Keisya dapat melihat ada yang berbeda antara Dito dan Senja.

"Jri gue nebeng ya" kata Senja lalu menatap kearah belakang Keisya.

Keisya langsung membalikan badannya. Dan langsung menatap Fajri yang tepat berada dihadapannya.

"Ayo" kata Fajri lalu berjalan menuju motornya tanpa melirik kearah Keisya.

Keisya mengerutkan keningnya, kenapa sikap Fajri menjadi cuek seperti ini.

"To lo langsung balik?" Tanya Savik.

"Nganter balik Keisya" jawab Dito sambil melirik kearah Keisya sekilas.

"Ya udah kita tunggu diwarung bi Ina"

Dito hanya menjawab dengan anggukan kepala lalu menaiki motornya.

Setelah melihat kode yang diberikan oleh Dito, Keisya pun menaiki motor Dito.

"Gue sama Dito duluan" kata Keisya pamit setelah itu Dito melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Tak sengaja Keisya menatap Fajri yang sibuk memainkan hp diatas motornya tanpa menjawab atau melirik saat Keisya berpamitan.

Hanya ada suara deru kendaraan diantara mereka. Tak ada yang mengeluarkan suaranya.

Dito yang fokus menyetir dan Keisya yang sedang memikirkan perkataan Fajri yang terus terngiang dikepalanya.

Keisya tidak mau seperti ini terus, hidup nya menjadi tidak tenang.

"To, gue mau ngomong sama lo" kata Keisya dengan suara normal nya. Namun, Dito tidak menyautnya.

"To, gue mau ngomong sama lo" kata Keisya lebih keras dan beraa disamping telinga Dito yang tertutup helm.

"Gak usah teriak" ketus Dito ketus.

"Ya abisnya lo gak denger" kesal Keisya lalu menjauhkan badannya dari Dito.

"Kata siapa, gue denger"

Keisya menarik nafasnya lalu menghembuskan secara perlahan. "Kita berhenti dulu dicafe depan"

about us and him ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang