DELAPAN BELAS [RAGU?]

45.7K 2.9K 422
                                    

Berhenti memikirkan mu itu sulit.

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Setelah mengantarkan Keisya pulang kerumahnya. Kini Dito dan teman-temannya sedang berukumpul diruang keluarga rumah Keisya.

Mereka dengan senang hati berada disana karena dengan fasilitas yang mumpuni, contohnya seperti saat ini mereka sedang asik bermain ps kecuali Dito yang hanya diam.

Keisya berada dikamarnya dilantai dua, setelah pulang Keisya diharuskan untuk istirahat. Tapi, orang tua Keisya tidak mempermasalahkan bila teman-temannya tetap berada disini selagi mereka tidak mengganggu Keisya.

"To beruntung banget lo dapetin Keisya, udah cantik, kaya, keluarganya welcome lagi" kata Dizan dengan mata fokus pada psnya.

"Lo lupa mereka udah putus" imbuh Wisnu mengingatkan.

"Sutt... Lo jangan kasih tau siapa-siapa kalo kita udah putus. Cuma lo pada yang tau, inget masalahnya bakalan rumit kalo kebongkar" kata Dito berbisik.

"Lo gila--" protes Dimas terpotong.

"Bukan sekarang waktunya, lo pada tau eyang gue, keluarga kita gimana" kata Dito membuat yang lain menganggukan kepalanya menyetui perkataan Dito.

"WOI NGAPAIN BISIK-BISIK" Kata Reno dengan suaranya yang keras membuat mereka terlonjak kaget.

Mereka langsung menengang takut bila Reno mendengar perkataan mereka.

"Kita... kita takut Keisya bangun, iya Keisya lagi istirahat makanya bisik-bisik takut ganggu" kata Dizan lalu menghembuskan nafas lega.

"Hem gue ke atas dulu" kata Reno lalu berjalan untuk menaiki tangga.

"Oke bang" jawab mereka serempak.

"Gelo rewas" umpat Dhika setelah memastikan Reno yang sudah tidak terluhat lagi.

"Mendingan lo pada balik deh" usir Dito.

"Lah ngapa? Emang nya lo siapanya Keisya bisa ngusir kita seenak jidat lo" kata Angga.

Skakmat. Benar Dito tak ada hak lagi atas Keisya. Tapi kenapa logika dan hatinya selalu bertentangan.

Saat logikanya ingin tidak peduli lagi kepada Keisya tapi tidak dengan hatinya yang selalu ingin menjaga Keisya.

Tapi, Dito berpikir karena ia dan Keisya telah bersama hampir dua tahun, akan sulit untuknya menjauh dari Keisya. Bukan karena hatinya masih menetap.

"Om, tante kita pamit pulang" kata Revan menyadarkan lamunan Dito.

Dito langsung melihat teman-temannya yang sudah bersiap untuk pulang.

"Masih sore, sekalian kita makan malam bersama" kata Rani.

Kebetulan tadi Rani dan Kenan akan melihat keadaan Keisya dan malah dihentikan saat Revan dan teman-temannya berpamitan untuk pulang.

"Gak usah tante merepotkan" kata Angga menolak secara halus.

"Kita tidak merasa direpotkan ko, malah senang rumah menjadi ramai" kata Rani.

"Sekalian om ada teman, merasa lebih muda" kata Kenan membuat yang lain tertawa.

"Om bisa aja" kata Dizan dan tertawa.

"Lain kali saja om, tante. Besok juga masih harus sekolah" kata Dizan "Kita izin pamit pulang" lanjutnya.

"Ya sudah hati-hati dijalan. Titip salam untuk orangtua kalian ya" kata Rani lalu menerima uluran tangan mereka yang salim dengan sopan. Mereka pun tak lupa menyalimi Kenan juga.

about us and him ✔️Where stories live. Discover now