SEMBILAN BELAS [BUKAN SIAPA-SIAPA]

45.5K 2.8K 101
                                    

Mengiklaskan itu lebih tepat dari pada memaksakan.

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Keisya, Rena, Abra dan Fajri masih berkumpul dikamar Keisya, kali ini Abra dan Fajri duduk di hadapan Keisya dan Rena.

Mereka masih menunggu Keisya yang akan menceritakan hubungannya dengan Dito.

Entahlan saat ini Keisya, Rena, Abra dan Fajri menjadi lebih dekat. Walaupun Abra dan Rena yang tak pernah akur. Tapi itu lah cara mereka untuk saling mengenal.

Semua orang punya cara sendiri-sendiri untuk berteman.

"Sya kalo lo gak siap buat cerita gapapa" kata Fajri "Atau lo mau gue sama Abra pergi juga gapapa" lanjutnya yang diangguki oleh Abra.

Mereka tau posisi, takut bila Keisya masih sungkan.

"Gak usah gapapa" kata Keisya. Abra dan Fajri pun menganggukan kepala sebagai jawaban.

Keisya bingung harus menceritakan dari mana, apakah harus menceritakan yang sebenarnya atau bagaimana. Keisya gak tau.

Keisya menarik nafasnya lalu menghembuskan secara perlahan.

"Emang bener gue udah putus sama Dito"

Semua hanya diam menunggu kelanjutan cerita Keisya.

"Ini emang kesepakatan kita berdua. Gue tau, ini berat buat gue. Jujur gue sakit, gue pengen egois, tapi gue gak bisa" kata Keisya dengan mata yang bekaca-kaca namun tetap memaksakan tersenyum. "Gue nutupin semua ini dari keluarga gue dan Dito. Terutama eyang, gue gak mau mereka kecewa, gue harap kalian bisa tutup mulut. Cuma kalian dan teman-temannya Dito aja yang tau" lanjutnya dengan senyum kecut.

"Kalo gak kuat gak usah lanjut" kata Rena yang tak tega.

"Engga gue kuat, tapi ada hal yang gue gak bisa cerita sama kalian"

"Gapapa Sya, kita disini cuma berusaha ngeringanin beban lo" kata Abra so bijak.

"Thanks ya" Keisya tersenyum tulus. Keisya berpikir salah bila dia putus asa hanya karena Dito, padahal dia masih memiliki orang-orang yang selalu membuatnya bahagia.

"Gue lanjut, ada sesuatu yang membuat gue mundur. Sesuatu itu gue gak berhak untuk cerita, gue cuma takut cerita gue malah buat nama mereka jelek. Gue gak mau" kata Keisya tersenyum kecut.

"Apa sesuatu itu ada hubungannya sama perubahan sikap Dita sama lo?" Tanya Rena saat melihat Dita yang tidak suka kepada Kesiya. Bahkan sampai melakukan hal yang diluar dugaan saat tadi dikantin.

"Gak ada hubungan nya sama Dita, dia cuma salah paham doang,,, intinya gue sama Dito emang udah gak bisa bareng lagi. Kemarin gue sempet gak mau nerima ini semua sampe gue sakit, tapi gue pikir lagi ini yang terbaik buat kita. Saat gue berusaha berdamai dengan Dito, gue merasa lebih lega" kata Keosya tersenyum meyakinkan bahwa ia tidak apa-apa.

"Kita gak tau apa yang terjadi, tapi kita selalu dukung keputusan lo ko Sya, kalo lo butuh apa-apa kita siap bantu" kata Rena tersenyum tulus.

Rena sudah tau sosok Keisya, mereka telah bersahabat lama. Rena tau bahwa Keisya sedang menyembunyikan sesuatu tapi, Rena tak mau memaksakan Keisya untuk cerita semuanya, Keisya pun punya privasi.

"Emmm thanks ya Ren" Keisya terharu lalu memeluk Rena.

"Iya ih lepas, gue mau dipeluk sama Angga doang, hehe" kata Rena bercanda dan diakhiri dengan kekehan.

"Ih rese lo" kesal Keisya langsung melepaskan pelukannya.

Keisya menatap Abra dan Fajri yang hanya diam layak patung.

about us and him ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt