8. Gibahin Ketos

61.1K 6.2K 585
                                    

SELAMAT MEMBACA

8. GIBAHIN KETOS

Malam ini Carissa belum berada di rumah, wanita itu masih sibuk di butik. Keyra memang sudah terbiasa, tapi entah kenapa kali ini rasanya membosankan berada di kamar sendirian. Ia berpikir sejenak apa yang bisa ia lakukan sekarang? Beberapa saat kemudian, sebuah lampu bohlam tidak kasat mata menyala di sebelah kepalanya. Bibir Keyra tertarik ke atas. Ia beranjak dari meja belajarnya lalu melangkah keluar kamar. 

Keyra berpikir untuk mengisi waktu luangnya dengan menyalurkan hobinya yang sudah lama tidak ia lakukan, melukis. Ia senang melukis sejak kecil. Walaupun dulu lukisan Keyra masih abal, tapi secara sudah cukup bagus karena Rendi mengajarinya. Ia melangkah ke halaman belakang rumah, biasanya Rendi ada di sana. Ia berniat meminta kanvas pada Rendi dan meminjam peralatan lukisnya. 

Sesampainya Keyra di pintu halaman belakang, benar saja, Rendi tengah melukis di kanvas membelakanginya beberapa meter di depan sana. Lalu ia mendekati Rendi tanpa bersuara. Ia berhenti tepat di belakang Rendi dan mengamati lukisan yang tengah dipoles Ayahnya. 

Gambar sebuah rumah dengan pepohonan di sekitarnya dan sepasang pria dan wanita yang tengah menggendong seorang anak kecil perempuan. Lukisan Rendi, Keyra akui bagus, hasilnya selalu memuaskan. Lukisannya hampir selesai. Lalu Keyra bersuara. "Ayah lagi lukis apa?" tanyanya.

Mendengar suara Keyra mendadak membuat Rendi terperanjat bukan main. Pria itu terkejut melihat Keyra, lalu beranjak berdiri dengan tidak santai, bahkan ia tidak sengaja menyenggol kanvasnya hingga jatuh dan palet di tangannya jatuh ke lantai, membuat cat di palet menetes perlahan mengotori lantai. 

Keyra yang melihat itu ikut terkejut. Apa ia terlalu mengagetkan Rendi sampai pria itu seterkejut itu? 

Rendi menahan nafasnya. Ia menatap kanvasnya yang terjatuh dengan posisi telentang, memperlihatkan lukisannya. Buru-buru ia meraihnya. "Keyra, sejak kapan kamu di sini?" tanyanya.

"Baru aja, Yah. Maafin aku ya, Ayah jadi terkejut gitu." Keyra memasang wajah bersalahnya.

"Gapapa." 

"Emangnya Ayah lagi lukis apa? Kayanya fokus banget?" Keyra menjenjangkan lehernya hendak melihat gambar di kanvas Rendi. Tapi pria itu malah menyembunyikannya dengan membalikkan posisi kanvas itu. Keyra jadi penasaran. 

"Ini pesanan Key," ujar Rendi.

Keyra manggut-manggut. "Tadi aku sempet lihat bentar, bagus, Yah!"

Rendi menegang di tempat. Keyra sempat melihatnya? "Te..terus apalagi yang kamu liat?"

"Aku cuma liat bentar Yah, belum detil banget," cengir Keyra. 

Rendi menghela nafasnya lega. Keyra tidak boleh melihat lukisannya. Ia tidak seharusnya tadi melukis gambar ini. Ia mengutuk dirinya sendiri. "Keyra ke sini mau apa?"

Keyra teringat dengan tujuan awalnya. "Oh iya, aku boleh gak minta kanvas sama minjem alat lukis Ayah?" 

"Oh, boleh. Ada di galeri Ayah." Galeri yang Rendi maksud adalah galeri mini di rumahnya. Kamar kosong yang ia jadikan galeri, tempat ia memajang lukisan-lukisannya. 

"Makasih, Yah. Aku bantu beresin ya," tawar Keyra untuk membereskan palet yang jatuh di lantai. 

"Gak usah Key, biar Ayah aja."

"Tapi gara-gara aku lantainya kotor Yah."

Rendi tersenyum lalu mengusap lembut kepala Keyra. "Gapapa, Key. Biar Ayah aja. Kamu ambil kanvasnya gih!" ujarnya.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang