52. Sweet Seventeen

66.3K 5.2K 3.5K
                                    

Part paling spesial nih wkwkwk🙃
Minta spam komen di part ini boleh ga hehehe💙

Makasiii💕

SELAMAT MEMBACA

52. SWEET SEVENTEEN

"Bagaimana rencana beasiswa kamu ke luar negeri?" tanya Digan pada Geanno yang duduk di sfoa yang berbeda dengannya. Ia meletakkan rapor Geanno di atas meja setelah melihat hasilnya, selalu memuaskan. 

Geanno terdiam, jujur saja ia tidak berupaya mendapatkan beasiswa ke luar negeri manapun. Ia tidak ingin kuliah ke luar negeri. Ia menatap tautan jemarinya sendiri. 

"Boleh aku menolak?" tanya Geanno, akhirnya memberanikan diri berpendapat. Selama ini ia hanya akan menuruti kemauan Digan. Tapi tidak untuk kali ini. 

"Kenapa?"

"Aku ingin menentukan pilihanku sendiri, Yah." Digan tertohok mendengarnya. Ia merasa selama ini dirinya yang selalu berperan dalam mengambil keputusan anaknya. Rasanya ia tidak pernah memberi kesempatan atau bertanya apa pilihan Geanno?

"Apa pilihanmu?" tanya Digan. Pertanyaan itu membuat Geanno tersenyum tipis. 

"Aku ingin kuliah di sini saja, Yah. Aku akan ajukan beasiswa." Alasan Geanno ingin tetap di Indonesia, karena ia ingin bersama orang-orang yang ia sayangi. Terutama Carissa, ia baru saja menemukan Ibunya. Ia juga ingin selalu di dekat Keyra. 

"Baiklah." Digan mengangguk mengerti.

"Terima kasih, Yah." 

"Ayah percaya dengan pilihanmu." Digan bangkit berdiri, hendak ke kamar. 

Geanno ikut berdiri. Suaranya menghentikan langkah Ayahnya. "Yah, boleh aku minta izin ke rumah Bunda? Keyra ulang tahun besok."

Digan membalikkan badannya menatap Geanno yang melangkah ke ke arahnya. Tangan Digan terangkat ia mengusap pundak Geanno. "Boleh. Sampaikan ucapan selamat ulang tahun dari Ayah."

Geanno mengangguk, ia menyalim tangan Digan, pamit. "Iya." 

Digan tersenyum tipis, ia mengacak rambut Geanno sebelum akhirnya melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Entahlah, Geanno merasa hatinya menghangat mendpaat perlakuan seperti itu oleh Digan yang sudah lama tidak ia rasakan.

Digan dan Geanno sama-sama menyadari bahwa hubungan mereka retak sejak kejadian beberapa waktu silam. Tapi kini hubungan mereka mulai membaik. 

Digan selalu berusaha menjadi orang tua yang baik, memegang peran Ayah sekaligus Ibu untuk Geanno. Hingga Geanno mulai bisa menanyakan keberadaan Ibunya di usia tiga tahun, Digan merasa frustasi karena hampir setiap saat Geanno mengulang pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Sebelumnya ia sudah mengira akan begini, tapi ia tidak mengira akan membuatnya tertekan.

"Ayah.. Bunda mana?"

"Kenapa Bunda tidak pernah di rumah?"

"Yah.. Apa Bunda gak sayang sama aku?"

"Ayah.. Jawab aku yah."

"Aku pengin ketemu Bunda."

"GEANNO BISA DIAM?!" bentak Digan untuk pertama kalinya. Geanno tersentak lalu menangis.

"JANGAN PERNAH NANYA SOAL IBUMU LAGI GEANNO! IBUMU GAK PERNAH SAYANG SAMA KAMU!"

"Bunda sayang sama Geanno, Ayah! Hiks!" teriak Geanno di sela tangisnya.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Where stories live. Discover now