41. Satu Darah?

41.5K 4.3K 639
                                    

SELAMAT MEMBACA

41. SATU DARAH?

Genta sudah membantu Geanno menyiap hidangan makan malam di salah satu restoran dengan tatanan yang romantis. Terdapat bunga mawa di sebuah botol di satu lilin di tengah meja. Ia berdecak melihat tatanannya. Ia kemudian meraih ponsel di saku celana, berniat menghubungi Geanno. 

Berkali-kali Genta mencoba menghubunginya tapi tak kunjung di angkat. Hingga percobaaan kesekian kalinya, Genta bernafas lega kala sambungan teleponnya terhubung. Ia tersenyum senang.

"Halo, No. Lo di mana? Gue udah siapin semuanya nih!" ujar Genta.

Kening Genta berkerut seketika, alih-alih mendengar suara Geanno, tapi ia malah mendengar suara perempuan yang mengabarkan bahwa pemilik ponsel dan perempuan yang dibonceng mengalami kecelakaan motor. Sontak Genta shock bukan main, ponselnya bahkan terjatuh. 

Geanno dan Keyra... kecelakaan?

🎨🎨🎨

Keyra baru sadar dari pingsannya. Ia menyipitkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya. Hanya langit-langit dan dinding yang serba putih yang ia lihat. Badannya masih terasa remuk. Ia beranjak bangun perlahan. Ia teringat dengan Geanno. Ah, bagaimana lelaki itu? Apa ia baik-baik saja? Sekarang ia ada di mana?

"Kak Geanno?" lirih Keyra. 

Keyra turun dari ranjang perlahan. Ia meraih tiang yang di gantungi cairan infusnya.

Keyra menjejakkan kaki di lantai, hampir saja ia kehilangan keseimbangan. Ia beranjak keluar dari kamar inapnya, hendak mencari keberadaan Geanno. Ia benar-benar mencemaskan lelaki itu.

🎨🎨🎨

Carissa berjalan menyusuri lorong rumah sakit setelah menanyakan di mana kamar inap Keyra. Namun matanya menangkap sosok pria yang tengah duduk di bangku yang tersedia di lorong rumah sakit ini. Ia tidak asing dengan pria tersebut.

Pria itu mendongak saat Carissa berjalan melewatinya. Lantas Carissa menghentikan langkah, ia terkejut bukan main. Ia kenal pasti siapa pria ini, walaupun sudah bertahun tahun ia tidak melihatnya, ia masih bisa mengenali wajahnya dengan jelas. Lalu bagaimana ia bisa bertemu dengannya lagi?

"Mas Digan."

Digan berdiri dan menatap terkejut pada perempuan di hadapannya sekarang. Bak tersambar petir ia menggeleng tak percaya. Sorot mata Digan berubah tajam.

"Masih bisa kamu nampakkin diri di hadapan saya?" dingin Digan. 

Carissa mengangakan mulutnya. Ia tidak menyangka bisa bertemu Digan di sini. Sedang apa pria itu? Oh, lalu di mana anak Carissa sekarang?

"Mas, di mana anakku?"

Digan berdecih. "Setelah apa yang kamu lakukan terhadap keluarga saya, kamu berani bertanya seperti itu sekarang?!"

Tenggorokan Carissa tercekat. Ia tahu apa yang ia lakukan dengan kesadaran penuhnya. Ia adalah ibu paling jahat di dunia. Ya, ia mengakuinya. Carissa meninggalkan mereka berdua. Carissa pergi bersama pria yang ia cintai dan mencintainya, Rendi. Digan? Carissa tidak pernah mencintai pria itu. Mereka berdua hanya di jodohkan oleh orang tua mereka dan terpaksa menikah.

"Mas, aku minta maaf," lirih Carissa. Digan hanya mengalihkan pandangannya.

"Lebih baik kamu pergi."

"Mas, tolong, aku mau ketemu sama anakku."

"Geanno bukan anakmu lagi Rissa!"

Carissa baru mengetahui nama anakanya, ia bahkan tidak mengenal siapa anaknya. Baru sekarang ia tau, itupun hanya namanya. Bagaimana wajah anaknya? Pasti ia sangat tampan.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ