34. Pengkhianat?

36.9K 4.1K 779
                                    

SELAMAT MEMBACA

34. PENGKHIANAT?

Gita dan Aurel sudah berada di kelas pagi-pagi tadi. Setelah Gita tau alasan Aurel marah dengan Keyra, ia cukup terkejut dan tak percaya. Tapi Aurel menceritakan apa adanya dan Gita menemukan kejujuran di mata Aurel. Tapi benar-benar ia tidak percaya. Ia jadi bingung harus membela siapa sekarang, pasalnya belum ada bukti. Mengenai ini hanya Gita yang tau.

Kini Aurel bergabung di meja yang biasanya menjadi sarang rumpi bagi geng Vina, teman sekelasnya. Gita berupaya mencegah Aurel agar tidak menceritakan kesalahan Keyra setelah dipancing Vina dan teman-temannya. Walaupun ia tidak tau yang sebenarnya, tapi tetap saja Aurel tidak boleh seperti itu. Hingga Vina pun semakin mengompori Aurel.

Keyra baru saja masuk ke kelas, di lihatnya Aurel dan Gita duduk bersama geng Vina, tidak seperti biasanya. Entah apa yang sedang digibahkan.

"Makanya Rel, jangan langsung temanan sama murid baru, lo kan gak tau orangnya kaya apa?" ujar Vina setengah berteriak sengaja agar Keyra mendengarnya.

Keyra terhenyak, ia berdiri di sebelah bangkunya belum sempat duduk tapi sudah ada yang nyinyir. Ia merasa tersindir dengan embel-embel anak baru. Apa salah dirinya sampai dibicarakan seperti itu?

Gita hanya mengaduh, ia tidak enak hati dengan Keyra karena ia di sini tidak ikut membicarakan Keyra. Justru mencegah Aurel namun sia-sia.

"Iya, tau-taunya nusuk dari belakang," sahut salah satu dari mereka.

Keyra duduk ke bangkunya, ia tak mau menatap ke arah mereka yang kini duduk di meja yang berada di dinding sebelah kiri. Ia berusaha menahan emosinya. Baru pertama kali ia di gosipkan secara terang-terangan. Mungkin ia tidak akan peduli jika mereka membicarakannya dibelakang, ia tidak akan dengar dan tidak akan membuatnya sakit hati.

Keyra melipat kedua tangannya di atas meja dan menenggelamkan kepalanya.

"Lihat, kaya sok ternistain."

Keyra menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya kuat. Memangnya Keyra salah apa pada mereka? Tidak seharusnya Keyra di perlakukan seperti ini kan? Lagi pula selama ini Keyra selalu membantu mereka dengan memberi jawaban saat ulangan harian, apa itu kurang? Ia bahkan tidak pernah membicarakan keburukan mereka, tapi lihat apa yang mereka lakukan sekarang? Sebaliknya.

Deva baru saja masuk ke kelas. Ia langsung menuju bangkunya, sebelah Keyra. Ia menatap bingung pada gadis ini yang menutup telinganya.

"Oi." Deva menyenggol lengan Keyra membuatnya terperanjat dan membuka matanya.

Deva mengangkat kepala dan alisnya seolah bertanya kenapa? Tapi tidak digubris Keyra. Deva melirik sekumpulan gadis di sisi kelas yang kini cekikikan dan sesekali melirik Keyra, Deva jadi mengerti. Apa Keyra sedang di sindir mereka?

Deva langsung menarik tangan Keyra, gadis itu terperanjat kedua kalinya. Ia dibawa keluar kelas.

"Panas euy di kelas! Banyak cabe!" sindir Deva sembari mengibas tangannya ke angkasa.

Keyra hanya terkejut dengan perlakuan Deva. Ia lega ada yang membawanya keluar kelas.

Keyra hanya menunduk mendengar balasan sindiran untuk Deva yang malah mengarah ke Keyra.

"Dih gak sadar siapa yang cabe."

"Udah gak usah dengerin mereka," ujar Deva saat keduanya sudah di luar kelas dan menyusuri lorong. Entah ke mana keduanya, yang penting tidak di kelas hingga bel masuk berbunyi.

Keyra benar-benar menahan diri hingga pulang sekolah. Ia memutuskan untuk bicara serius dengan Aurel. Ia harap masalahnya selesai.

Keyra berdiri di sebelah meja Aurel. "Rel, please lo jangan kaya gini. Lo kasih tau gue kenapa lo marah sama gue? Apa gue punya salah sama lo?" tanyanya.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Where stories live. Discover now