46. Memori

36.7K 4.2K 441
                                    

SELAMAT MEMBACA

46. MEMORI

Seminggu berlalu, Ujian Semester genap juga sudah selesai. Para siswa menghela nafas beratnya, akhirnya mereka terbebas dari belajar yang rata-rata dengan sistem kebut semalam. Berbeda dengan Keyra, ia belajar dengan santai dan tidak kebut-kebutan seperti kebanyakan siswa. Ia melewati semua ujian semester dengan baik.

Seperti yang Keyra janjikan, ia menunggu Genta di parkiran. Matanya memperhatikan beberapa orang yang kini berjalan ke arah parkiran untuk mengambil motornya. Untungnya ia berdiri di bawah pohon yang rindang, jadi ia tidak kepanasan. Tak lama kemudian, matanya menangkap sosok lelaki, bukan Genta, melainkan Geanno.

Geanno menatap datar pada Keyra. Entah kenapa semenjak Geanno pulang kemarin, ia menjadi semakin canggung pada Geanno, lelaki itu juga tidak pernah menyapanya. Oh iya, mana mungkin lelaki seperti Geanno menyapa seorang perempuan? Sekalipun adiknya sendiri.

Keyra ingin mengalihkan pandangannya, tetapi tidak bisa. Seolah tatapannya terkunci oleh mata elang Geanno.

Geanno menghampiri motornya yang berjarak tiga motor dari Keyra. Ia mengambil helmnya, tetapi keduanya masih saling menatap. Hingga Geanno mengaitkan tali helm,ia bersuara.

"Tunggu siapa?" Keyra terkesiap lalu salah tingkah.

"Aku itu..tunggu kak Genta." Geanno tertegun. Untuk apa Keyra menunggu Genta? Mereka akan ke mana? Keduanya punya hubungan apa? Kenapa Geanno merasa cemburu? lucu bukan, cemburu pada adiknya sendiri? Memang aneh. Ini bukan urusan Geanno seharusnya.

"Oh." Geanno mengeluarkan motor dan mengegasnya ke jalan raya. Keyra hanya menatap punggung Geanno yang menjauh. 

Emang bener, gak boleh ngutuk orang, kena sendiri kan?

"Hei." Keyra terkejut lalu menoleh menatap Genta dua langkah di depan yang sudah tersenyum padanya.

Kali ini Genta dan Keyra sudah memberitahu ke Aurel, agar gadis itu tidak salah paham lagi. Aurel pun mengizinkan mereka dengan senang hati. 

Tujuan Genta mengajak Keyra ke rumahnya adalah membantu Keyra mengingat siapa dirinya. Ia sudah menemukan bukti yang ia maksud. Seharian ia menggeledah isi rumah demi menemukan bukti itu yang akhirnya ia temukan di gudang. Entah bagaimana bisa di gudang, mungkin Jeny atau Ryan tidak sengaja mengemasnya. Padahal Genta selalu menaruh itu kamarnya.

Sesampainya di depan rumah Genta, ia dan Keyra turun dari motor lalu menuju pintu depan rumah. 

"Papa!! Mama!! Lihat aku bawa siapa?!" seru Genta di saat berjalan masuk sembari menarik lengan Keyra. 

Keyra meringis mendengar Genta berteriak seperti itu. Beberapa detik kemudian, ia melihat seorang pria yang masih bisa di bilang muda atau lebih tepatnya awet muda melangkah mendekatinya.

Ryan menyipitkan matanya dan tertegun beberapa saat. Keyra mengerjap kikuk di perhatikan seperti itu.

"Ini.. Keyra?" tanya Ryan menunjuknya sembari mendekat.

"Iya Pa," jawab Genta tersenyum.

"Keyra? Ya ampun!! Beneran? Papa gak nyangka! Makin cantik aja!" Ryan mengapit kedua pipi Keyra dengan kedua telapak tangannya hingga membuat mulut Keyra persis mulut ikan terhampar di daratan.

Keyra terkejut di buatnya. Matanya sedikit membulat. Ryan tertawa lalu melepas apitannya.

Kenapa Keyra asing dengan Ryan yang bertingkah begitu akrab padanya? Sebenarnya mereka siapa?

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Where stories live. Discover now