Epilog

84.1K 5K 573
                                    

SELAMAT MEMBACA

Epilog

Tangan Keyra dengan lincah melukis wajah seorang lelaki di selembar kertas gambar ukuran sedang. Senyuman Keyra mengiringi aktivitasnya yang hampir selesai. Ia sedang menyempurnakan sketsanya. Ia memiringkan kepala, sepertinya ada yang kurang dari lukisannya. Beberapa detik berpikir keras, hingga sebuah ide cemerlang melintas di kepalanya. Ia menggambar tanduk di kepala lelaki itu. Ia tertawa melihat hasilnya. Kalau begitu, gambarnya tidak terlihat ada yang kurang. 

Keyra sedang berada di perpustakaan sekolah, ia sudah menunggu Geanno satu jam lebih setelah bel tanda sekolah berbunyi. Lelaki itu tadi sedang rapat OSIS mengenai siswa baru kelas sepuluh yang baru saja masuk beberapa hari lalu. 

Keyra tidak sadar jika Geanno sekarang sudah berdiri di belakangnya sambil bersidekap dada melihat hasil gambar Keyra yang di angkat gadis itu. 

Keyra menggambar wajah Geanno yang bertanduk. Benar-benar gadis itu! Bisa saja membuat Geanno marah. 

Geanno menjewer telinga Keyra hingga gadis itu kesakitan. Keyra lantas berdiri lalu melihat ke belakang. "Siapa sih ah?!" kesalnya.

Setelah melihat tatapan tajam Geanno, Keyra menyengir tak berdosa. "Eh, Kak Geanno, udah selesai rapatnya?"

"Maksud lo apa, huh?" Geanno mengarahkan dagunya ke kertas yang Keyra letakkan di meja.

Keyra meraih kertas itu. "Oh, ini. Aku iseng lukis wajah Kakak saking suntuknya. Gimana bagus gak?" tanyanya menyengir.

"Lo pikir gue bertanduk?" 

"Iya, tanduknya gak kelihatan," ujar Keyra menunjuk kepala Geanno.

Geanno mendengus. Tangannya dengan ringan menyentil kening Keyra. Gadis itu meringis. Geanno melangkah mendahuluinya.Keyra meraih ransel di atas meja lalu menyusul Geanno.

"Durhaka Kak sama calon istri," gumam Keyra. 

Geanno dan Keyra menuju ke ruang latihan piano. Hari itu ekskul memang belum dimulai, tapi ruangan itu tetap bisa dipakai oleh siswa ekskul. 

Beberapa kali lalu Keyra meminta diajari bermain piano.

Keyra duduk di salah satu kursi keyboard setelah meletakkan ranselnya di lantai. Geanno meletakkan ranselnya di sebelah ransel Keyra. 

Selama satu semester mengikuti ekskul piano, Keyra belum terlalu lihai, ia masih sedikit kesulitan memainkan sepuluh jarinya. Maka Geanno berniat membantunya untuk melenturkan gerakan sepuluh jarinya. Keyra memosisikan sepuluh jarinya di masing-masing tuts. Lalu mencoba menekan tut dengan jari kelingking sebelah kiri dan jempol sebelah kanannya bersamaan, lalu jari manis sebelah kiri dan jari telunjuk sebelah kanan bersamaan, begitu seterusnya. Lalu memainkan dengan gerakkan yang berbanding balik.

Geanno berdiri di belakang Keyra sedikit membungkuk lalu menyamakan posisi sepuluh jari Keyra. Hal itu membuat Keyra seperti tersengat listrik. Jantungnya berdetak tak karuan. Mendengar suara Geanno dari dekat membuatnya merinding. 

Sementara Geanno berusaha menahan debarannya sendiri.

"Kak Geanno gak usah deket-deket! Aku deg-degan tau!" frontal Keyra. Pipinya bersemu.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Where stories live. Discover now