My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)

45. 'Stak!' VS 'Cup!'

Sambil dengerin lagu ini jamin ngena😂🔥

SELAMAT MEMBACA

45. 'STAK!' VS 'CUP!'

"Keyra, besok ujian semester kan? Nanti kamu belajar sama Geanno ya." lontar Carissa. Keyra membulatkan matanya. Belajar dengan Geanno? Oh ayolah! Rasanya ingin menghilang dari dunia. Bagaimana ia bisa konsentrasi jika belajar dengan Geanno?

"Aku bisa belajar sendiri kok bun," tolak Keyra.

"Kakak kamu ini pinter Key, lebih pinter dari pada kamu, jadi gak salah kan kamu belajar sama Geanno?" jelas saja salah! Apa Carissa tidak tahu Keyra menyukai Geanno? Padahal ia sudah beritahu Carissa kemarin. Kenapa Carissa malah menyuruhnya belajar dengan Geanno?

"Tapi bun.."

"Gak ada tapi-tapi." Bukan, bukan Carissa. Tapi suara Geanno. Keyra mendengus, ia pasrah.

"Kinan juga mau dong di ajarin kak ketos," ujar Kinan menaik turunkan alisnya. Anak satu ini memang sedikit menyebalkan.

"Kapan-kapan aja kalau Kinan," ujar Carissa. Kinan mencibirkan bibirnya.

"Bunda gak asyik. "

🎨🎨🎨

Keyra menggerutu sedari tadi, sudah malas belajar, di tambah belajar dengan Geanno. Apa tidak ada hal yang lebih menyiksanya?

Mata Keyra bergerak gelisah. 

"Kakak sendiri gak belajar?" tanya Keyra. Kenapa Geanno tidak belajar dan malah mengajari dirinya saja?

"Bosan."

"Belajar kok bosan sih?"

"Gue udah pelajari semua materi dan udah gue ulang beberapa kali, bosan." ulang Geanno. Kali ini Keyra tercengang di buatnya. Apa Geanno belajar setiap detik? Sampai sudah mengulangnya dalam waktu tiga bulan untuk materi satu semester?

"Sampai mana materinya?" tanya Geanno.

Keyra membuka buku paket matematika lalu memperlihatkan pada Geanno pada materi sistem dan persamaan linear. Bagi Geanno, materi ini layaknya menulis huruf abjad a sampai z, semudah itu.

"Tapi aku udah ngerti kok." Geanno menatapnya sekilas lalu meraih buku tulis dan pulpen Keyra.

Keyra hanya melihat Geanno menulis sesuatu di buku halaman paling belakang.

"Kerjain." Beberapa saat kemudian Geanno meletakkan kembali buku tulis dan pulpen ke hadapan Keyra. Ia memberikan tiga soal padanya.

Dengan senang hati Keyra mengerjakannya. Tidak terlalu senang sih. Dengan ringan hati, mungkin.

Sampai di pertengahan menyelesaikan satu soal, ia mengerutkan keningnya. Kenapa hasilnya tidak ketemu? Apa Geanno salah memberi soal? Sepertinya tidak mungkin.

Geanno hanya mengawasinya layaknya sedang ujian. "Kenapa?" tanya Geanno saat tangan Keyra berhenti menulis.

Keyra menoleh. "Kakak salah kasih soal ya?"

"Enggak."

"Kok gak nemu hasilnya?" Geanno menatapnya datar. Soal yang ia berikan sudah benar, tidak mungkin salah. Ia meraih buku Keyra kembali mengoreksi jawabannya. Tak sampai lima detik, ia meletakkan kembali bukunya.