9. Diterror

56.2K 5.9K 357
                                    

SELAMAT MEMBACA

Keyra mengaduh sembari memejamkan kuat matanya. Geanno sudah melangkah pergi duluan, entah ke mana, tapi ia memerintah Keyra untuk mengikutinya. 

"Gimana nih?" Keyra mengigit bibir bawah. Perasaat kalut tidak bisa dipungkiri. Apa Geanno akan memarahinya lalu menghukumnya? Ah! Naas sekali Keyra.

"Kena azab Key," ujar Aurel.

"Mendingan lo susulin Kak Geanno daripada ngamuk," timpal Gita. 

Keyra mendesah berat, kemudian beranjak berdiri. Dengan langkah ragu, ia mengikuti Geanno, lelaki itu sudah mencapai pintu kantin lalu menghilang. Buru-buru Keyra berlari menyusul lelaki itu. 

Keyra mencoba menyejajarkan langkahnya dengan Geanno, tapi nyatanya langkah Geanno terlalu besar, membuat ia tertinggal beberapa langkah di belakang. Jangan tanya bagaimana jantung Keyra sekarang? Jelas berdegup cepat, bukan karena suka. Tapi karena membayangkan amukan Geanno. 

Ingin sekali Keyra bertanya, 'Kakak marah?'. Ya tentu saja, siapa yang tidak kesal jika tau ia dibicarakan di belakang? Geanno punya perasaan. 

Geanno masuk ke ruang OSIS diikuti Keyra dari belakang. Geanno duduk di mejanya, tatapannya menyorot tajam ke arah Keyra yang berdiri di sebelah mejanya. Keyra yang mengerti tatapan Geanno seoalah menyuruhnya untuk duduk pun mendaratkan bokongnya di kursi. 

Keyra meremas ujung rok. Ia benar-benar tidak sanggup menatap manik mata Geanno terlalu lama. Tatapan itu begitu tajam dan mengintimidasinya. Ia hanya menatap seragam Geanno yang rapih. 

"Lo pikir bagus ngomongin orang dari belakang?" Geanno mulai menceramahi Keyra. 

Keyra teringat dengan ucapan Gita dan Aurel kemarin.

'Kak Geanno kalau ceramahin siswa bwel banget!'

'Sepanjang rel kereta api!'

Sepertinya waktu istirahat Keyra hanya akan dihabiskan mendengarkan celotehan Geanno. 

Di ruang OSIS saat itu tidak hanya Geanno dan Keyra, tapi beberapa anggoa OSIS inti lainnya. Di sebelah meja Geanno ada satu siswi dan beberapa barisan di belakang Geanno ada beberapa siswa. Yang Keyra lihat sekarang mereka beralih dari kegiatannya lalu mulai menyumpalkan sesuatu ke telinganya. Ada yang menyumpalkan gumpalan kertas, juga headseat. Mereka tidak mau mendengar ceramahan Geanno yang akan membuat telinga memanas. 

Keyra dengan humor rendah terpancing untuk tertawa, tapi ia tahan dengan melipat bibirnya. Tapi ekspresi Keyra tidak terelakkan. Geanno yang melihat Keyra tertawa pun melotot. 

"GUE LAGI KASIH TAU LO, APA YANG LUCU?!" sentak Geanno membuat Keyra langsung berhenti tersenyum. Ia ciut seketika. 

Geanno melotot ke arah Keyra, sontak gadis itu kembali menatap arah lain. 

"I..iya, maaf Kak," gugup Keyra.

"Gue marah bukan karena lo omongin gue, tapi gue cuma mau siswa di sekolah ini berperilaku baik! Bukan dengan mengosipi orang dari belakang! Itu gak sopan! Lo ngerti?!" Geanno sedikit mencondong ke depan. 

Keyra menggigit bibirnya sendiri.

"LO NGERTI GAK?" tanya Geanno.

"Nge..ngerti Kak!" balas Keyra, tersentak.

'Sumpah ya ini cowok kejam banget sama cewek dibentak-bentak?!'

"Bagus! Sekali lagi gue denger lo ngomongin orang lagi dari belakang, gue kurangin poin lo!" ancam Geanno.

Keyra menggangguk. "Iya." Ia beranjak hendak keluar. Namun, suara dingin Geanno menginterupsinya.

"Siapa yang suruh lo keluar?" tanya Geanno.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Where stories live. Discover now