part 32

21.9K 2.2K 24
                                    

●●♡●●

Pagi harinya Jennie bangun lebih dulu, melihat kearah Taehyung yang memeluk dirinya dan Yeonjun dia bahagia, kini bayang bayang novel telah tergantikan dengan rencana mereka kedepannya. Buktinya sekarang Yeonjun tumbuh dengan bahagia dengan cinta dari kedua orang tuanya, tidak seperti cerita asli novelnya Yeonjun akan tiada saat usianya masih balita.

Jennie bangun mencium kening keduanya, kemudian menaikkan selimut, disaat ia ingin pergi tangan Taehyung mencegatnya.

Perlahan mata Taehyung terbuka kemudian dia berkata.

"Kau tidak boleh mencuri start J." Katanya khas seorang baru bangun tidur.

"Memangnya aku melakukan apa?" Kata Jennie duduk dipinggir kasur.

"Ayolah masa aku harus mengulanginya lagi, lakukan yang benar dong."

"Eungh." Yeonjun mengulet membuat mereka berdua gelagapan.

"Sudahlah, kalau Yeonjun bangun kau tanggung jawab loh!"

"Ck, lakukan saja J, jangan di kening disini." Ujar Taehyung menunjuk bibirnya.

"Tap."

"Aku tidak akan melepaskannya jika kau tidak melakukan hal itu."

Dengan terpaksa Jennie mengabulkan permintaan Taehyung, tapi Taehyung malah menariknya lebih dalam. Mereka baru selesai ketika lagi lagi Yeonjun mengulet, kakinya dia naikkan kepinggang ayahnya membuat Taehyung meringis karna terkejut.

Jennie hanya terkekeh melihatnya.

"Bangunlah Tae, kau harus kembali bekerja."

"Haaah bisakah aku dirumah saja. Aku sangat malas bertemu dua orang itu." Dan dua orang yang dimaksud adalah Jungkook dan Jimin yang saat ini sedang berada ditahap pengantin baru yang banyak bertanya.

"Kau kan seorang jendral, kau tidak boleh malas."

Jennie pun berdiri kemudian Taehyung juga bangun dari tidurnya.

"Baiklah, kau dulu apa aku dulu yang mandi?"

"Bagaimana kalau berdua?"

"Apa?!"

"Ayooo." Katanya segera masuk kedalam kamar mandi tanpa memperdulikan gerutuan dari Jennie.

"Taaee!"

Begitulah keduanya keluar menggunakan handuk, dan masuk wadrop memakai pakaian yang biasa. Taehyung akan memakai pakaian jendralnya sedangkan Jennie dia memakai kaos dan rok selutut kemudian dibalut dengan cardigan.

Dia kemudian membenahi kancing baju dinas milik Taehyung, kemudian setelah selesai Taehyung memeluknya dengan manja berkata.

"Huaa aku tidak ingin meninggalkanmu."

"Kenapa sekarang kau menjadi seperti Yeonjun?"

"Aku ayahnya, kita berdua kan sama."

"Yaah memang benar, saking samanya aku bahkan merasa membesarkan dua anak."

"J, bagaiman kalau kita membuatkan adik untuk Yeonjun."

"Kau! Aku kan sudah bilang tunggu sekitar dia berusia 5 tahun lagi."

"Kau lupa kalau sekarang dia sudah berusia 5 tahun sekarang."

"Ah iya benar juga."

"Jadi ayolah, setidaknya kita berdua berusaha."

"Mesum menjauhlah Tae!"

Jennie kemudian melepaskan pelukan Taehyung, dia mulai mendekat kearah Yeonjun yang sekarang tidurnya sudah terbalik memeluk kepala ranjang.

"Hehehe, bukankah dia sangat lucu." Ujar Jennie.

"Aku berpikir sekarang dia sangat mengganggu." Kata Taehyung.

"Tidak, aku bahagia melihatnya tumbuh."

"Aku bahagia asalkan kalian berdua bahagia."

Jennie dengan pelan membangunkan Yeonjun, dia berkata.

"Yeonjunnie, ayah akan segera berangkat apa kau tidak mau bangun."

"Hnghh aku lelah buu."

"Helikopternya akan segera tiba loh." Ucap Jennie lagi.

"Helikopter!" Katanya dengan semangat membuat Taehyung menganga dibuatnya.

"Hey! Ayah akan segera berangkat kerja, tapi kau lebih semangat melihat Helikopter dibandingkan mengantar ayahmu."

Yeonjun yang sedang berjalan kearah kamar mandi menarik tangan Jennie dengan cuek menjawab.

"Ayah tinggal berangkat saja, lagipun ayah kan akan kembali, Helikopter jauh lebih hua baik." Katanya sesekali menguap.

Taehyung hanya bisa cemberut, sekarang dengan cerdik dan licik anaknya berulah, tapi aneh dia tidak akan bisa marah pada anaknya itu.

.
.
.
.
.

Suara baling baling Helikopter terdengar, Yeonjun menatap berbinar Helikopter yang biasa turun setiap malam dan pagi dirumahnya itu untuk mengantar ayahnya berangkat dan pulang kerja.

"Ibuu lihat sekarang Helikopternya berwarna putih! Kemarin berwarna hitam!" Seru Yeonjun, memang benar Taehyung mengoleksi Helikopter sekarang, karna dia kan selalu menggunakan perjalanan udara untuk pergi dan pulang kerumahnya.

"Iya ibu melihatnya." Kata Jennie.

Taehyung pun memakai kacamata hitamnya dia kemudian berpamitan kepada Jennie.

Jennie memeluk suaminya, kemudian mencium pipinya.

Sekarang Taehyung berpamitan kepada Yeonjun.

"Ayah berangkat, jagoan ingat kau harus menjaga ibumu, kau mengerti."

"Siap laksanakan Jendral!" Kata Yeonjun dengan sikap yang tegap ala ala tentara.

"That's my boy!" Kata Taehyung mengelus surai Yeonjun.

"Aku berangkat J."

"Hati hati dijalan."

Dan kemudian Taehyungpun berangkat menggunakan helikopter itu, dan Jennie pun menggandeng tangan Yeonjun kedalam.

"Ibu, apakah ibu akan ke rumah nenek kali ini?" Kata Yeonjun yang tidak tahu agenda apa yang akan ibunya lakukan kali ini.

"Tidak, hari ini ibu akan pergi berbelanja, kebutuhan rumah sekarang sudah menipis jadi apa Yeonjun ingin ikut."

"Tentu saja."

Setelah bersiap siap dan sedikit berolahraga pagi mereka berdua pun pergi ke tempat perbelanjaan.

Saat memilih entah mengapa Jennie merasakan hal yang tidak enak, dia pun mengatakan hal itu kepada Hendry yang mengikuti mereka.

"Hendry, aku merasa ada orang yang mengikuti kita." Kata Jennie.

"Saya akan memeriksanya sesegera mungkin nona."

Dan begitulah percakapan keduanya terdengar membuat sang pelaku lari.

"Tunggu kau Taehyung! Aku akan membalaskan dendamku kepada anakmu itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Become a Mother/Season 1&2/ END ✔☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang