part 36

18.8K 1.9K 28
                                    

●●♡●●

Jennie menggendong putranya kedalam, dia menyuapi putranya dengan sayang. Taehyung melihat hal itu bersyukur, tapi melihat Jennie yang begitu pucat dia merasa sedih. Dia sudah menghukum orang itu dan itu adalah hukuman yang pantas. Nanti dikekaisaran akan ada berita kalau seorang kriminal akan dipancung didalam istana karna membunuh banyak orang dari negara tetangga.

"Ibuu, jangan sedih lagi." Ucap Yeonjun, tangan kecilnya mengusap pipi basah ibunya.

Jennie berusaha tersenyum kemudian mencium pipi Yeonjun. Dia masih menyuapi Yeonjun. Kedua orang tua Marquess tersenyum melihat putrinya yang dulu manja sekarang malah memanjakan anaknya sendiri dengan dewasa.

Sampai malam kedua orang tua Marquess kemudian pamit, mereka pergi bersama Marchel membawa Kuma.

"Paman bolehkah Kuma tinggal disini! Dia itu superherooo!" Seru Yeonjun kepada Marchel.

"Biarkan Kuma pulang Yeonjun, karna selama 6 bulan nanti kita akan tinggal dirumah kakek." Ucap Taehyung tiba tiba membuat Marquess dan Marchel ikut bingung.

"Hey apa yang kau rencanakan menantu!" Seru Marquess dia senang karna Taehyung mengatakan hal itu.

"Ayah, aku berencana mendekor ulang kastil, karna kejadian ini aku pikir aku akan merobohkan semua bangunan disini dan menggantinya dengan yang baru."

"Apa! Kau sudah gila yah Adik ipar!" Seru Marchel.

"Kita akan tinggal dirumah nenek! Asiik!" Seru Yeonjun dan Yoona juga senang karna dia akan beberapa bulan bertemu dengan putrinya dan cucunya.

"Nenek juga senang hehe."

"Yaa itu ide yang bagus, aku akan senang jika kalian berdua datang dan tinggal untuk beberapa bulan." Ucap Marquess.

"Lalu bagaimana dengan pekerja jika kastil ini dirobohkan Tae?" Ucap Jennie.

"Mereka akan kembali ke kantor J, kau ini bagaimana sudah tinggal beberapa tahun disini kau belum tahu, bahkan Emma adalah Meneger dikantor cabang loh."

"Benarkah!? Huuh baiklah terserah kau saja, kalau masalah seperti ini aku tidak bisa berkata apa apa lagi." Ucap Jennie kembali berbicara, dia tidak dirundung rasa sedih lagi karna mengingat putranya yang begitu ceria iapun juga harus bangkit.

"Kita akan berangkat ke rumah ayah besok." Ucap Taehyung.

Mereka pun berpamitan, Jennie tidak mau lepas dari Yeonjun. Bahkan sampai mandi pun Jennie yang memandikannya. Itu masih wajar karna Yeonjun masih kecil.  Dan sekarang ketika tertidur Jennie juga memeluknya. Taehyung yang baru saja selesai mandi memakai piyama dan ikut berbaring memeluk mereka.

Dengan mata yang setengah tertutup Yeonjun berkata.

"Ayah apakah nanti kalau istana ini dibangun, akan ada lapangan basket, aku ingin bermain basket kemudian sketboard." Ucapnya sembari tertidur karna usapan lembut tangan ibunya dikepalanya.

"Ayah akan membuatkan apapun untukmu jagoan." Ucapnya mencium kening anaknya.

"Hehehe aku sayang hua ayah dan ibu." Katanya mulai tertidur.

"Ibu/ ayah juga menyayangimu." Bisik Jennie dan Taehyung berbarengan.

"Aku mencintaimu J." Ucap Taehyung memeluk Jennie dan Yeonjun bersamaan.

"Aku juga." Balas Jennie.

Sekali lagi Jennie percaya, ini bukan cerita karangan penulis tapi ini memang benar takdirnya. Dia harus percaya kalau dia dan keluarganya akan hidup bahagia. Mulai sekarang bayang bayang novel yang ia terkadang merasa waspada jika mengingatnya benar benar menghilang.

.
.
.
.
.
.

Keesokan paginya,

"Piiip piiiiip awas pesawat datang!" Suara Yeonjun yang sedang diangkat oleh Taehyung terdengar membuat seluruh kastil merasakan kehangatan. Kali ini mereka sedang berada dikamar utama mengemassi baju baju mereka yang akan dibawa ke rumah Marquess.

"Ibuu tangkap!" Seru Yeonjun dan Jennie menangkap Yeonjun yang dilempar sedikit oleh Taehyung.

Dia bersyukur anaknya kembali ceria, tidak seperti anak anak lain yang akan trauma jika mengalami hal itu, Yeonjun bahkan lebih ceria dibandingkan biasanya. Kini dia akan bebas mengganggu Marchel yang masih belum punya pasangan dengan alasan dia ingin fokus bekerja.

"Jagoan sudah yah, ayah lelah." Ucap Taehyung, Yeonjun pun juga terengah engah karna selalu tertawa. Mereka berdua tiduran dikasur membiarkan Jennie dan beberapa pelayan membereskan baju baju kedalam koper.

"Ayah, kalau ayah berangkat kerja nanti, apa Helikopter juga akan datang kerumah nenek?" Kata Yeonjun.

Jennie terkekeh karna itu, Yeonjun lebih tertarik dengan Helikopter dibandingkan ayahnya yang berangkat kerja dipagi hari dengan setelan baju dinasnya.

"Kau ini, lebih memilih Helikopter dibandingkan ayahmu."

"Karna nanti aku pun akan menaikkinya kalau sudah dewasa seperti ayah!" Ucap Yeonjun.

"Baiklah, kalau ayah bekerja dirumah nenek tentu saja Helikopter juga akan menjemputnya."

"Aku tidak pernah lihat penerbangan Helikopter dirumah nenek."

"Itu karna kakek sudah pensiun." Tambah Jennie.

"Aku tidak mengerti, apa hubungannya Helikopter dengan kakek yang sudah pensiun?"

"Dulu sebelum ayahmu menjadi Jendral, kakek lebih dulu menjadi Jendral." Ucap Jennie

"Benarkah! Kakek! Kakek yang suka memancing tapi tidak dapat, pernah menjadi jendral!" Seru Yeonjun.

"Benar, dan dulu kakek juga diantar pulang pergi naik Helikopter sama seperti ayah." Kata Taehyung.

"Berarti Jendral setelah ayah itu aku! Aku juga akan menjadi seorang Jendral!" Kata Yeonjun penuh semangat.

"Maka dari itu Yeonjun harus sekolah supaya pintar." Kata Jennie.

"Benar, Yeonjun harus sekolah! Eh apa? Tidaak." Ucap Yeonjun yang sadar akan perkataannya.

"Kalau tidak sekolah kau tidak akan menjadi seperti ayah." Ucap Taehyung.

"Baiklah, Yeonjun akan sekolah supaya menjadi seperti ayah!"

Begitulah, setelah perdebatan itu Jennie beserta Taehyung dan Yeonjun berangkat diiringi oleh pelayan pelayan yang ada disana, mereka juga akan kembali ke kantor keluarga duke untuk bekerja. Sehingga pekerjaan mereka tidak lagi double.

"Hendry, setelah ini kembali ke perbatasan." Kata Taehyung kepada Hendry. Ingat Hendry merupakan tangan kanan Taehyung dia juga seorang Letnan sama seperti Jimin dengan gekar Baron. Kalau Jimin Letnan sersan 1 kalau Hendry dia baru sersan 3, Jadi berbeda.

"Baik tuan, saya akan pergi segera."

"Ingatkan kontruksi untuk langsung mengerjakannya." Kata Taehyung.

"Baik."

Taehyung pun benar benar pergi, Yeonjun selalu beriang gembira ketika dia akan mengganggu Marchel. Mereka pun senang Yeonjun benar benar melupakan hal itu.

 Mereka pun senang Yeonjun benar benar melupakan hal itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Become a Mother/Season 1&2/ END ✔☑Where stories live. Discover now