tba-22; sick but happy ending

18K 1.6K 59
                                    


happy reading🦁🐻

••

kini, keduanya itu masih bergelut didalam tidurnya dengan nyaman karena rasa kantuk yang masih menyeringai dalam tubuh keduanya.

setelah saat haechan memberitahu mark bahwa dia sedang hamil, entah kenapa semuanya berubah, suasana, sikap dan apa yang diterima haechan, itu benar benar berbeda.

mark semakin protektif terhadapnya, selalu menasehati haechan yang terciduk melakukan sesuatu yang salah dimatanya, padahal itu wajar wajar saja.

mark akan marah ketika melihat haechan masih berkutat pada mesin suci dan pakaian kotor pada malam hari, karena selama mereka menikah memang itu adalah hal yang wajib dilakukan haechan.

masih segar diingatannya, ia menangis di celuk leher haechan saat ia memberitahu kalau chenle akan mempunyai adik. mark teharu dan bahagia sekali, dia berjanji akan selalu menjaga haechan kala itu. ia membaca surat itu yang berisikan juga bahwa bayi mereka sudah berumur sekitar 3-4 minggu.

haechan yang menerima perlakuan suaminya, sebenarnya ia mengerti, mark itu sayang maka dari itu ia melakukan hal itu. namun apa boleh buat? ia sedang hamil sekarang, moodnya tidak bisa dikira kira, sampai pernah haechan mengelus dada dan meyakinkan dirinya untuk sabar atas perlakukan mark.

dan sekarang, melihat haechan yang dari kemarin demamnya tak kunjung turun, mark semakin khawatir, membujuk dibawa ke rumah sakit pun tidak mau. sampai sampai yeji akhirnya memanggilkan dokter kerumah.

maka dari itu sekarang, haechan yang merasa nyaman menyajarkan letak wajahnya pada dada bidang mark yang terlihat tak terbalut sehelai kain pun dan tangan suaminya itu yang masih memeluk erat pinggang sang submisive.

mark menatap haechan dengan derus nafasnya yang hangat bisa ia rasakan. sesekali mark mencuri kesempatan untuk mencium dan mengelus rambutnya. ia ikut pusing melihat keadaan haechan yang demam, apalagi sekarang ia juga tengah hamil.

untungnya, chenle mau bersama kakek neneknya dan mulai kecanduan untuk tidur bersama mereka. jadi mark dan haechan serasa semakin nyaman dan tidak akan terganggu oleh kehadiran anaknya.

"sayang.. bangun, mandi dulu lalu minum obat." tukas mark mencoba membangunkan haechan.

"nggh.." haechan menyeringai, menolak bangun karena ia masih mengantuk, saat bangunpun pasti kepalanya terasa berat sekali.

mark meraba dahi haechan, ia mengehela nafasnya saat merasakan hal yang sama, "suhu tubuhmu belum turun, bagaimana kalo kita ke rumah sakit? aku takut baby kenapa napa."

haechan menggeleng kuat, ia tidak mau dan ini mungkin sudah penolakannya ke tujuh kali sejak mark meyakinkannya untuk dibawa ke rumah sakit kemarin hari.

"kalau seperti ini terus, kapan sembuhnya, hm?." tanya nya kembali sambil mengelus rambut haechan pelan.

yang diajak bicara, bukannya menyahut. tapi yang mark dapatkan adalah kerutan dahi dan rasa khawatirnya bertambah, saat melihat haechan begitu saja bangun lalu berlarian menuju kamar mandi.

ia jatuh terduduk didepan toilet duduk berwarna putih itu, memuntahkan seisi mulutnya, walaupun yang keluar hanya cairan putih dengan rasa pahit yang memenuhi rasa mulutnya.

mark yang melihat itu, memijit tengkuk haechan. saat memikirkan kembali keadaannya, sungguh ia setelah ini akan memaksa, tidak peduli lagi dengan apapun.

"kumohon setelah ini kita harus ke rumah sakit, aku tidak menerima penolakan apapun lagi."

hoekk

Tobealone • markhyuck [END]Where stories live. Discover now