tba-52; minjee, naeun & donghyuk

20.2K 1.2K 323
                                    


happy reading🐯🐻

••

mark terpaksa bangun dari tidurnya akibat isak tangis haechan yang semakin sendu. si beruang itu menangis sambil meremat tangannya di area perut bagian bawah. sang suami langsung berangsur angsur bangun, meninggikan brankar.

dilihatnya jarum jam menandakan pukul setengah 3 pagi. masih sangat gelap, hanya ada suara beberapa kendaraan yang meramaikan jalan raya. tak ada hentakan kaki para suster diluar, sepi sekali.

menggunakan tangan bengkaknya yang terbalut infus itu dan mata yang basah–terpejam, ia mengelus perut besarnya tatkala merasakan kontraksi lagi. padahal ini masih terlalu pagi, tapi mood nya jadi memburuk lagi.

mark memasang beanie hat pada kepalanya. menekan tombol darurat di dashboard brankar milik haechan–nya. duduk dipinggiran ranjang, mengelus punggung dan melap pelupuk istrinya yang basah.

haechan dengan posisi menyamping–walaupun sebenarnya tak nyaman sama sekali, memeluk si camar kuat tak ingin ditinggalkan sama sekali.

"yang kuat ya, sebentar lagi kita akan bertemu dengan babies." dengan sesekali mencium pucuk kepalanya.

perawat datang dengan dokter wanita yang kemarin. si dokter menyingkap selimut haechan, memeriksa lubang anal–nya menggunakan tangan kanan–nya yang sudah berbalut selop khusus itu. ditariknya kembali dengan bercak darah disana.

"hikss.. sakit.. sakit sekali." keluhnya sambil menangis, memeluk pinggang suaminya.

"pembukaannya sudah full. persiapkan dirimu. minum air yang banyak supaya ada tenaga. dan tuan..," dokter itu melirik mark, "kau boleh tunggu diluar seka–."

haechan buru buru menggeleng, mengeratkan tangan pada pinggang mark, "tidak! hiks.. mark hyung diam disini! tidak mau, jangan pergi.. hiks.."

"bolehkah saya disini saja? dia tidak mau ditinggal sama sekali."

"baiklah," dokter itu beralih mengganti selop tangannya dengan yang baru, "sus, tolong siapkan yang lainnya ya. bawa nicu khusus juga."

"kita akan melakukan persalinan disini dok?." tanya salah satunya dan mendapat anggukan sebagai jawaban.

mark meraih ponselnya. tak ada jawaban dari mama, ayah maupun telepon rumahnya. mereka pasti lelah dan terlalu terlelap. setelah berpikir dua kali. ia mendialkan nomer milik wendy.

"halo nuna? bisa datang ke rumah sakit? aku sangat membutuhkanmu, haechan akan melahirkan. mama dan papa tidak bisa dihubungi sama sekali."

"baiklah, aku dan renjun akan kesana sekarang."

"apa sudah pecah ketuban?." ia mendekat, menarik selimut putih yang membungkus perut besar itu. menekan nekan dibagian sana.

"ja–jangan ditekan, hiks.. hyung, perutku sakit! jangan ditekan.."

"kau raba ini," mark membawa telapak tangannya ke area sana, "kau merasakan telapak kakinya?."

seperti tipis sekali. perut haechan yang menyembul, menampilkan bayangan kaki bayi mereka dari dalam perut. walaupun memang tak terlihat, tapi itu dapat dirasakan dan nyata sekali bila di rasakan.

mark pikir itu adalah putra bungsunya dari ketiga kakak kakaknya nanti. ia tersenyum membayangkan si kecil yang ia panggil mendekat menggunakan nama yang sudah mark siapkan jauh jauh hari.

"ini minum dulu. kau harus punya banyak tenaga untuk mengeluarkan tiga bayi ini nanti."

haechan menyembul wajah memerahnya yang sedikit masih menangis. menyesap pipet putih yang menyalurkan air kedalam tenggorokannya itu. ia mengubah posisinya menjadi tertidur normal, dokter itu mengangkankan kedua kaki milik pasiennya tersebut.

Tobealone • markhyuck [END]Where stories live. Discover now