tba-07; is he happy now?

34.9K 3.8K 507
                                    


happy reading🦁🐻

••

semua orang didalam ruangan itu menatap keadaan seseorang yang lesu dihadapannya saat ini yang sedang bersender dan menatap kosong ke arah depan.

haechan tidak berkedip sama sekali, wajahnya pucat, bibirnya putih, badannya dingin.

pasca operasi kemarin dan setelah ia mengetahui salah satu anaknya tiada, dunianya hancur.

haechan seperti kehabisan air mata untuk menangis lagi, pita suaranya seakan putus sehingga tidak bisa lagi mendeskripsikan bagaimana rasanya kala itu.

dokter dan suster beberapa kali masuk keluar ruangannya karena haechan terkadang tak sadarkan diri akibat tubuhnya yang lemas, ia tidak mau makan. akibatnya suster menggunakan infus pengganti makanan untuknya.

"ayo makan dulu." lelaki ber alis camar itu menduduki pinggir ranjang rawat haechan. membujuk lelaki didepannya untuk makan.

haechan menatap laki laki itu penuh arti, hatinya sesak tapi sangat sulit membenarkan kata katanya kemarin hari bahwa ia sangat membenci seorang mark lee.

alih alih ingin membenci, haechan malah dibuat ingin terus mendekap dan berpikir bahwa perkataan laki laki kemarin ini untuk menggugurkan anak mereka adalah sebuah mimpi.

mark yang tidak nyaman dengan pandangan haechan terhadapnya, mengambil sesendok bubur lalu diarahkannya ke bibir pucat dihadapannya.

"apakah sudah bahagia sekarang?." tanya haechan.

"haechan, kau?–." memundurkan sendok yang tadi, menaruhnya kembali kedalam mangkuk.

"kau sangat ingin anak ini mati kan? keinginanmu sudah terwujud kemarin. kau ingin membunuh yang satunya juga?."

wajahnya masih datar, tidak ada air mata, tidak ada suara sesegukan seperti kemarin kemarin lagi.

semua orang yang ada didalam ruangan itu bungkam, mereka tidak bisa membalas ataupun mencoba untuk membuka suaranya.

jeno yang tak bisa lagi melihat pemandangan didepannya, mencoba memberanikan diri berjalan mendekati haechan. dipeluknya sang empu, jeno merasakan tubuh haechan yang ringan seperti telah kehilangan banyak berat badannya.

"sudah cukup dramanya." soohyun membuka suara, pria gagah itu dengan tangan nya yang dimasukkan kedalam saku celana mendekati haechan yang masih dalam pelukan jeno.

"maksud anda apa?." jeno menengok.

menghela nafasnya kasar, "menikahlah dengan anakku, masalah akan selesai. kau perlu pertanggung jawaban, setidaknya jika hubungan kalian tidak membaik sampai anak ini lahir, kau bisa–."

"bisa apa? bisa cerai? wah taktik yang terdengar sangat cerdas tapi itu tidak akan pernah terjadi. haechan akan kubawa ke san fransisco, dia akan hidup denganku disana."

"tidak bisa! ada anakku yang dibawanya, aku ini ayahnya, bagaimana bisa kau menjauhkan ku dengan anakku sendiri?!." pria beralis camar itu menentang pernyataan jeno.

"kau baru mengakuinya sekarang? cih.. saat dia tiada kemarin, dimana kau? kau menangis? tidak sama sekali. diam adalah sebuah jawaban dimana kau bersenang senang dan bahagia kemarin."

Tobealone • markhyuck [END]Where stories live. Discover now