tba-43; negatif

13K 1.1K 78
                                    


happy reading🦁🐻

••

haechan pov.
setelah kami menyelesaikan acara pernikahan jaehyun dan taeyong hyung disebuah aula di hotel bintang lima malam itu, aku dengan tergesa gesa dan bermisuh misuh memasuki mobil yang kutumpangi bersama suamiku–mark hyung tercinta.

lelah sekali rasanya, sungguh. aku benar benar dibuat seperti nyamuk–melihat mark hyung yang sibuk bicara dengan teman teman famous seagensinya. apalagi tadi aku di perkenalkan dengan sesosok wanita cantik, tingginya 168cm kata mark hyung–yang notabene nya seperti sangat mengenal dia. iya dia, wanita yang membuatku kesal dan misuh misuh memasuki mobil, saat ini.

aku menyesal menitipkan chenle pada mama yang jarak rumahnya cukup jauh dengan rumah kami. hanya karena paksaan suamiku tercinta inilah yang membuat moodku tak baik. apalagi mengingat makanan makanan yang disajikan, memang gratis, tapi aku menyesal kenapa mark hyung tak memakai menu itu pada pernikahan kami tempo lalu.

bisa kulihat jalanan sepi sekali, hanya ada beberapa kendaraan dan motor delivery yang masih bekerja di waktu ayam tertidur ini. sampai saat ini pula, aku masih kesal dan mendiami suamiku yang asik menyetir sekarang.

"kau seharusnya akrab dengan karina, sayang."

"sirheo! tak akan pernah!."

"kenapa? kau kesal karena aku hanya bicara dengannya?."

bukann!, bukan hanya karena itu!

"argh! diam!, aku tidak mau dengar."

bisa kutatap ia menghela nafas di kaca pertengahan mobil, biarkan saja, lagipula aku tidak akan meminta maaf. apa cemburu salah? itu hanya bukti bahwa aku menyayangi dan mendedikasinnya sebagai milikku nomor.1, hanya itu.

"kenapa sensitif sekali? dia hanya sebatas temanku."

"persetan dengan teman, aku tidak peduli! lebih baik aku kembali dengan sungchan saja!."

"terserahmu lah."

apa? apa yang baru saja kudengar? 'terserahmu lah' katanya?!, dia bahkan tidak meminta maaf? aku cukup lelah dibuatnya hari ini, apa sengaja mark hyung meminta ikut karena untuk memamerkan kedekatannya?. cih, murahan sekali.

"turunkan aku!." nafasku menggebu gebu minta diturunkan di tengah jalan, jalan yang sepi. aku benar benar kesal, ini serius dan tidak main main.

mendekat dengan jalan berisi pepohonan hijau bersejejer di pinggirnya, mark hyung benar saja memelankan mobilnya sampai kaki kiri itu menginjak rem, mobil yang kami tumpangi.

mark hyung membuka kunci pintuku, bisa kudengar sekali dengan khasnya. dia benar benar mengabulkan kata kataku, dia menurunkanku di sebuah jalanan yang bahkan baru pertama kali melintasinya, tak familiar sama sekali.

tanpa ba-bi-bu, aku melepas seat–belt lalu turun dari mobil. berlari ke bertolak arah, tak menghiraukan suamiku itu. menyesal? tidak, aku tidak peduli. apakah kecemburuanku baginya hanya sebatas prilaku seperti pacaran monyet ala anak smp-sma? ckck, si bodoh itu.

aku mengatur nafasku kembali dipertengahan jalan yang sudah jauh dengan mobil suamiku, menetralkan rasa kekesalan ini. mungkin kalian kira aku akan berlebihan, 'cih, hanya sebatas mengobrol saja berlebihan', kau tidak mengerti karena aku benar benar di acuhkan di acara itu. bagai seorang majikan membawa anjingnya yang bisa dirantaikan lalu meletakkannya sembarang. si sialan itu kira aku manusia apa?.

mobil hitam yang berbeda berhenti tepat disebelahku, ditrotar dengan pijakan kaki manusia linglung seorang diri–diriku.

"haechan?.."

Tobealone • markhyuck [END]Where stories live. Discover now