tba-37; a painful reality

14.7K 1.3K 265
                                    


happy reading🦁🐻

••

haechan membuka matanya perlahan, yang pertama kali ia lihat adalah langit langit berwarna putih yang dihiasi oleh satu lampion lampu.

pikirannya tiba tiba mengingat kejadian terakhir, dimana dia masih sadarkan diri dan mengingat semua yang terjadi.. hari itu hujan deras membasahi tubuhnya, kedatangan mark tanpa sepengetahuannya dan ia yang pergi karena diusir oleh sang kekasihnya–atau mantan kekasih?.

setelah membuka mata, satu hal yang langsung terfokus dipikirannya adalah tentang bagaimana keadaan bayi dalam perutnya saat ini, karena sebelum tak sadarkan diri, perutnya benar benar mulas dan sakit.

ia meraba raba perutnya perlahan dengan tangan kanan terbalut infus itu, dapat ia rasakan, perutnya mengempis dan bahkan yang membuat haechan kaget, ia rasakan perutnya seperti terbalut oleh perban.

saat ingin bangun, ia meringis kesakitan karena bagian bawah perutnya yang masih kaku dan haechan tahu itu adalah jahitan bekas operasi yang masih basah.

"bayi..bayiku.." pikirannya sudah sangat panik.

namun tak berselang lama, ia bernafas sedikit lega saat melihat box bayi disampingnya, haechan kaget karena berarti bayinya sedikit prematur karena belum waktunya lahir.

ia mengulas senyum ke arah box bayi itu, "sayang.. apa kau memang ingin cepat keluar dari perut mommy?." haechan terkikik dengan tangannya yang melayang layang seperti mengelus surai anaknya dari kejauhan.

ia tertatih ingin bangun untuk melihat wajah cantik bayi perempuannya walaupun masih sakit karena jahitan operasi yang masih basah. haechan tidak ingin kejadian seperti dulu terulang dimana ketika selesai operasi chenle, ia hanya tertidur, alhasil tubuhnya benar benar matirasa dan sakit semua.

dan ya, haechan benar benar bangun dengan berpegangan pada tiang infus, dia hanya seorang diri didalam ruangan itu, pikirannya belum sama sekali tertuju pada keberadaan suaminya sekarang.

haechan menghampiri box bayi itu, bayinya ada disana, ia kembali mengulas senyum, cantik dan kulitnya putih sekali, ya seperti mark, bahkan ini seperti foto copy–annya. alisnya itu.. benar benar mirip daddynya.

"bagaimana bisa mereka menutup box bayi ini? apa bayiku bisa bernafas kalau seperti ini?!." tukasnya kesal saat melihat box bayi itu tertutup.

di langkah selanjutnya, haechan membuka box bayi itu, kini bayi perempuannya itu dapat ia lihat secara langsung tanpa penghalang penutup box itu.

diambilnya sang bayi untuk dibawa kedekapannya, secara hati hati sekali karena ini adalah pertama kalinya sejak sekian lama tidak menggendong bayi lagi, terakhir itu tentunya chenle.

haechan kembali mengulas senyum bahagianya, penantiannya selama ini sudah terjawab hari ini.

"kenapa kau pucat seperti ini?," haechan mengusak rambut tipis bayi perempuannya ke sebelah kanan, "apa dokternya belum memandikan bayiku yang cantik ini?." candanya.

tapi didetik kemudian, senyumannya itu memudar kala ia menatap lebih intens bayi perempuan yang tengah didekapannya, ia benar benar pucat, bahkan saat haechan kembali mengingat bahwa bayi baru lahir itu akan nampak berwarna merah.

ketika ia  menempelkan punggung tangannya pada bayi itu, dingin. itu yang haechan pertama kali rasakan.

perasaan paniknya kemudian muncul, semakin dirabanya bayi itu, dahinya, celuk lehernya, kedua pipinya dan yang terakhir ketika ia merasakan pada jalur nafasnya, tidak ada.

Tobealone • markhyuck [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora