tba-41; mengenang yang dulu

13.5K 1.2K 103
                                    


happy reading🦁🐻

••

haechan terbangun dari tidurnya didalam kamar dengan keadaan memeluk mark yang bertelanjang dada juga tangan suaminya yang memeluk erat pinggang istrinya.

ia mengerjap–ngerjapkan matanya sekilas untuk bisa sadar lebih cepat dan penglihatannya lebih baik, dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul setengah 10 pagi, dan sekitar 3 jam lagi akan sudah siang.

tapi rasa lelah dan badannya yang lemas membuat haechan enggan bangun dari posisi nyamannya sekarang yang tengah bergelut manja dengan suaminya itu diatas tempat tidur setelah melakukan kegiatan panas pertama kali saat sudah tidak menyentuh istrinya dalam satu tahun terakhir.

kemarin pagi buta, haechan menarik mark untuk membawanya ke kamar saja, ia tak ingin tidur di ruang tamu. menerima penolakan di awal oleh si camar membuat haechan semakin lelah karena ditambah ia sudah mengantuk sekali, namun dengan berbagai alasan, akhirnya mereka pergi ke kamar setelah kegiatan panas di ruang tamu malam hari kemarin.

ditatapnya si camar yang masih nyaman tidur dan bergelut dengan alam mimpinya, membuat haechan menatap laki laki itu intens sekali dalam jarak yang sangat dekat, laki laki yang telah membuat banyak kesalahan dan masalah, membuat isak tangis haechan kian keluar membasahi pipinya, namun sekarang ia berakhir untuk menetap dengan si camar, meskipun telah melakukan sesuatu yang tak bisa dimaafkan.

haechan mengingat sesuatu sambil menatap laki laki itu sekarang, teringat kejadian 11 bulan yang lalu, ketika tiba tiba keraguan dan perasaan takut masih menyelimuti pikiran dan hatinya, entah ia harus melanjutkan pernikahannya atau tidak dengan mark.

"kalau kau hanya kembali padanya karena tidak enak hati pada mertuamu untuk mengajukan pisah, lebih baik biarkan aku yang memberitahunya."

haechan saat iru menelungkupkan wajahnya pada kedua telapak tangan yang sudah ikut basah akibat air mata itu.

"aku tidak tahu jeno–yaa, aku masih mencintainya tapi.."

"tapi apa? setelah yang dia lakukan kau masih ingin kembali padanya? kau ini bodoh atau buta karena cinta?."

"mark hyung, chenle, bagaimana bisa aku memisahkan mereka berdua? sedangkan keduanya sudah dekat. kalau chenle sudah besar, apa yang akan aku jelaskan nanti?"

jeno menghela nafasnya kasar mendengar penuturan haechan terhadap cara pandangnya pada mark saat ini.

"pertanyaanku hanya satu. kalau kau kembali, apa kau siap dengan konsekuensinya setelah mendapat banyak masalah dalam rumah tangga kalian?.."

"ingat haechan–ahh, kau tidak sekuat itu, jangan berpura pura kuat tentang segalanya, lelah boleh tapi kau tidak boleh menyerah. semua orang punya kapasitas pada dirinya masing masing, kalau kau lelah, cerai saja dari mark hyung, jangan biarkan dirimu menjadi diri orang lain."

"cerai dengan mark hyung? apa aku harus melakukannya?." tanyanya dengan wajah sembab tanpa menatap jeno.

"iya, cerai dengan mark hyung adalah jalan satu satunya agar kau bisa hidup tenang. selesaikan masalahmu segera, kalau kau mau.. ayo tinggal denganku di san fransisco."

haechan menggeleng cepat, mengambil tissu lalu mengelap wajahnya, "tidak.. aku tidak akan pergi kemanapun."

"baiklah, aku tidak memaksa. jadi apa keputusanmu?."

"apa bercerai adalah solusi terbaik?."

setelah saat menemui jeno di sebuah taman dekat apartemennya, haechan memutuskan pergi setelah mengambil chenle dulu dari jaemin yang tadi sedang bermain dengan jisung.

Tobealone • markhyuck [END]Where stories live. Discover now