VII. The Party

19.7K 1.2K 8
                                    

   Suara nyaring violin yang berpadu dengan suara lembut piano sayup-sayup terbetik dari dalam bangunan mewah gedung bercat putih itu. Salah satu gedung termegah dan termewah di kota itu kini penuh sorot cahaya. Karpet merah yang tergelar, menyapa setiap tamu yang datang ke Ballroom mewah tempat diadakannya banyak acara tersohor itu, satu dari sekian banyak properti milik keluarga kaya Williams.

   Alexa menarik sedikit gaunnya sebelum menuruni tangga. Sepatu berhak tinggi yang dia kenakan membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan. Berdampingan dengan gaun panjang berwarna rose gold yang membentuk tubuh dipadukan overskirt yang melapisi lekuk kakinya, wanita itu tentu akan menarik perhatian sorot pasang mata di sana.

   Ya, tema perayaan kali ini adalah rose gold. Dan seluruh keluarga Williams mengenakan sandang dengan warna itu, tentu hanya keluarga Wiliams lah yang boleh menghadiri pesta dengan warna itu. Tamu biasa akan dipersilakan menggunakan outfit warna apapun selain rose gold.

   Alexa melihat lelaki yang mengenakan jas berwarna hitam dengan dasi warna senada dengan gaunnya. Beberapa kali Sean terlihat memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Sesekali dia menengok jam tangan kala belum juga mendapati kedatangan istrinya. Jika tidak mengingat image-nya, Sean mungkin telah meninggalkannya sejak beberapa menit yang lalu, batin Alexa mencemooh.

   Alexa yang kini berdiri di belakang Sean pun berdeham. Pria itu memutar kepala, mengamati penampilan sang istri dari bawah hingga atas. Sesaat pria itu menahan pandangannya ketika pandangannya berhenti pada lekuk halus wajah sang istri.

   Sebagai seorang laki-laki normal, Sean tentu mengakui bahwa Alexa adalah perempuan yang cantik. Bentuk wajah alaminya yang cantik bahkan tampak menawan meski tanpa make up.

   Mata biru terang nyaris silver itu selalu mengingatkan Sean pada sang ibu. Hidung dan tulang pipinya yang tinggi dengan ceruk mata dalam dan garis mata berbentuk almond yang di idamkan semua wanita, terbingkai indah dengan alis yang tegas. Dan jangan lupa bibir penuh sensual yang merah alami itu. Alexa juga memiliki tubuh tinggi semampai dengan lekuk tubuh bak peragawati. Wanita itu bahkan bisa menjadi model terkenal jika dia mau. Tapi sayangnya, dia malah terjebak dalam kehidupan pernikahan tanpa cinta dengan dirinya.

   Meski memiliki kecantikan yang membuat setiap pria bertekuk lutut. Entah kenapa, Sean tidak juga merasakan perasaan itu saat bersama Alexa.

   Perasaan yang membuatnya tidak bisa hidup tanpa wanita itu. Hanya Alyssa lah yang berhasil membuatnya merasa begitu. Alyssa seperti oksigen untuknya. Setiap bayangan wajah Alyssa yang tersenyum akan membuat moodnya naik 100 kali lipat. Dan jika ia mengingat pengalaman yang pernah ia lalui bersama Alyssa sejak jaman sekolah dulu, Sean akan tersenyum detik itu juga.

   Sean segera membuang pandangannya dari wajah cantik sang istri. Alyssa dan Alexa tentu berbeda, mereka tidak seharusnya dibandingkan karena keduanya punya posisi yang berbeda di hati Sean.

   Sean menaikkan tangan, menawarkan gandengan pada Alexa. Akan timbul pertanyaan besar ketika dia datang ke dalam ballroom tanpa menggenggam erat tangan wanita itu.

   Kedatangan mereka disambut dengan riuh haru dari pada tamu. Tentu pasangan baru itu berhasil menyihir wajah-wajah penasaran dan penuh ingin tahu mengenai keromantisan pasangan yang digadang-gadang akan menjadi tonggak penerus bisnis Williams dan Wilson.

   Dan bagi tamu yang lainnya, mereka penasaran dengan perkembangan pernikahan lewat perjodohan itu. Meskipun faktanya tidak ada satupun yang tahu kebenaran jika anak sulung keluarga Wilson lah yang seharusnya menjadi calon pengantin Sean. Keluarga William dan Wilson telah banyak menggelontorkan dana pada media dan surat kabar untuk membungkam berita-berita tak penting itu.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now