XXIX. Comfortable

17.1K 885 24
                                    

"Mau kemana kita hari ini?" Sean melirik sejenak sosok perempuan cantik yang duduk di kursi penumpang dari balik kacamata hitam yang bertengger di hidung tingginya.

Alexa yang sibuk membuka buku panduan balik melirik pria di belakang kemudi sesaat, sebelum fokusnya kembali pada lembaran berisi tulisan dan gambar yang tercetak di lembaran kertas berjilid. "Ikuti saja arahanku, Sean."

Pria di sebelah Alexa itu menggelengkan kepala, sebelum ia kembali fokus ke jalan dan melajukan kendaraannya. Tiga puluh menit selanjutnya, mobil itu berhenti di parkiran depan kedai es krim yang letaknya ada di pinggiran kota. Kedai kecil itu cukup ramai dan penuh sesak dikunjungi pelanggan yang sibuk dengan kegiatan mereka di mejanya masing-masing. Sebelah alis Sean pun sontak bergerak naik.

Apakah bara di mata Alexa pagi ini disebabkan oleh rencananya ke kedai es krim ini? Begitu bersemangatkah wanita itu untuk mencicipi semangkuk es krim?

Dan seakan menjawab pertanyaanya, aksi wanita itu pun buru-buru menggandengnya seakan menjadi jawaban. Alexa dengan penuh semangat berjalan menuju ke dalam kedai. Mereka lantas menuju meja kasir dan memesan menu paling populer yang telah direkomendasikan beberapa kritikus makanan.

Alexa pun kembali melangkah ringan sembari masih melingkarkan tangannya erat di lengan Sean setelah memesan beberapa menu, ia lantas menarik lelaki itu ke salah satu meja di pojok. Meja itu terletak di luar kedai. Sebuah posisi yang nyaman untuk menikmati semangkuk es krim dengan orang tersayang sembari menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang terasa lembut menerpa kulit.

"Ku kira kau akan mengajakku hiking ke gunung atau berkeliling pulau." Lelaki itu melepaskan kacamata hitamnya santai lalu meletakkannya di meja. Mata birunya kini dapat dengan mudah menatap wajah cantik di depannya.

Alexa mengangguk sembari puas. Tak lupa dia balik menatap lelaki itu dengan intens. Ada seringai kecil di wajah cantik itu.

"Hmmm, ide bagus." Ucapan Alexa terhenti ketika seorang pelayan wanita datang membawa pesanan mereka. Setelah mengucapkan terima kasih singkat, dia pun melanjurkan perkataannya.

"Sayangnya perutku butuh di isi lebih dulu."

Sean menggeleng kepala sebelum diam-diam tersenyum kecil. Alexa selalu saja punya kata-kata balasan dengan nada sarkas yang lekat. Benar-benar wanita yang unik sekaligus menarik.

Sean pun ikut menyendok es krimnya setelah melirik Alexa yang tampak mulai menikmati makanan manis itu. Keheningan sejenak tercipta di antara mereka sampai wanita itu kembali membuka suara.

"Mmm so refreshing." Komentar perempuan berkemeja putih yang tengah asyik menyendokkan es krim rasa nanas. Sensasi manis dan sedikit rasa asam seakan membilas mulut dan memberikan kesegaran.

Spontan pandangan Sean naik, mata keduanya pun kembali bertemu. "You like it?"

"Mmhmm." Alexa kembali mengangguk ringan sembari menggoyang goyangkan kepala senang.

Sean hanya bisa menggeleng saat melihat tingkah wanita itu, apalagi setelah menangkap binar di mata abu-abu kebiruan Alexa. Begitu sederhana untuk membuat Alexa bahagia, tidak perlu barang mewah meski faktanya ia pun mampu jika wanita itu meminta. Alexa benar-benar wanita yang unik, entah berapa kali ia sudah mengatakannya, tapi hal-hal yang tidak umum darinya tidak pernah berhenti menghiburnya. Alexa tidak menyukai sesuatu yang terlalu romantis seperti cokelat dan bunga. Wanita itu benar-benar langka.

"Ehm Sean.... " Panggil wanita itu yang membuat Sean kembali memfokuskan pandangan pada sosok cantik itu.

Kali ini tatapan Alexa begitu intens saat bertemu mata biru Sean. Ada keseriusan yang janggal sekaligus membuat lelaki itu penasaran. Setelah beberapa saat saling pandang Alexa pun akhirnya membuka mulut.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now