XLVII. Sweet Pea

19K 1.1K 44
                                    

Langkah pria itu cepat, melewati lorong sebuah bangunan kecil yang letaknya tersembunyi di pinggiran kota. Dia lantas mendorong bilah pintu dihadapan, hingga menimbulkan debaman kecil yang menggema di keheningan bangunan.

Kedatangannya yang diikuti seorang pria lain di belakang langsung disambut tatapan tajam oleh sosok yang ada di dalam, tampaknya kedatangan pria itu yang tiba-tiba membuat seseorang di sana tak mampu mengantisipasinya. Kekagetan sekilas tergambar di raut wajah pria asing itu sebelum dia buru-buru sadar siapa sosok yang baru saja hadir di sana. Pria kepercayaan itu menunduk, mempersilakan sang bos dan asistennya masuk.

Pria yang baru saja datang itu tak menyia-nyiakan waktunya. Dia langsung berjalan mendekati meja sebelum tangannya menyahut beberapa kertas di tengah meja yang tampaknya berisi beberapa penjelasan informasi yang tengah dia butuhkan. Sementara sang bos tampak buru-buru, sang asisten justru memilih diam di belakang, menunggu sang bos muda dengan siaga.

"Menurut hasil analisa, nona memang meninggal bukan karena kanker yang di deritanya. Ada arsenik yang telah diberikan pada Nona sejak lama. Salah satu efek jangka panjangnya adalah gangguan kardiovaskular dan kami menduga zat itu juga lah memperburuk kankernya. Yang membuat Nona pingsan malam itu hingga harus dilarikan ke rumah sakit." Sang private investigator atau bisa disebut detektif yang disewa secara pribadi itu mulai bicara.

Pria asing dengan pakaian kasual serba hitam itu berjalan menuju sebuah papan kaca bening yang menggantung beberapa foto Alyssa. Semua foto itu telah diambil dari sumber terpercaya, beberapa jam setelah kematian Alyssa. Tepatnya sebelum tubuh Alyssa dirawat dan didandani untuk upacara dan pengebumian.

Foto-foto itu menggambarkan detail yang begitu jelas. Beberapa gambar bagian tubuh yang tercetak dalam lembaran kertas itu memperlihatkan tanda-tanda yang janggal. Sean mengamati foto-foto itu. Dari sekian banyak foto yang terpampang, hanya foto wajah cantik itu yang Sean hindari.

Rasa kehilangan itu masih tertinggal, Sean tak mampu menampiknya meski sekarang rasa sakitnya mulai kebas hingga tak semenyakitkan dulu, namun dia masih merasakan kesedihan itu. Meski kini seluruh kesedihannya telah terkubur dengan segudang perasaan yang dia rasakan saat kehilangan sang istri yang ternyata meninggalkan luka yang lebih hebat untuk dirinya.

"Kami tidak bisa memastikan sebab kematian Nona secara pasti. Namun menurut hasil analisa, tanda kematian dari foto-foto tersebut menunjukkan bahwa Nona diracun, Tuan. Lebam mayat itu di paha dan beberapa bagian lainnya menunjukkan bahwa nona meninggal bukan karena gagal jantung seperti yang dibicarakan sebelumnya. Kami menduga ada seseorang dari pihak rumah sakit yang bekerjasama dengan target."

Sean mengembuskan napas kasar. Kepalanya kembali berdenyut setelah sang detektif mengonfirmasi masalah yang menjadi fokus kekhawatirannya beberapa hari terakhir. Dugaannya tepat, sama sekali tidak melenceng. Dan Sean makin was-was karena hal itu.

"Jadi dia benar-benar kembali. Bagaimana kita dan Wilson sama-sama kecolongan hingga bisa meloloskan seseorang seperti itu." Sean melirik sang asisten sekilas. Dia mengepalkan tangannya kuat. Matanya kembali menatap tajam penuh marah pada foto-foto yang terpasang di kaca itu.

Alyssa benar-benar tak pantas mendapat nasib seperti ini. Tidak sepantasnya Alyssa mati malam itu, terlepas dari keterlibatan Alexa atau bukan, yang jelas Alyssa tidak seharusnya pergi dengan begitu tragis. Dia pantas mendapatkan kepergian yang baik.

Sean akhirnya berani mengalihkan pandangan pada wajah cantik yang tampak seperti tengah tertidur itu. Matanya menutup, wajahnya pucat dan memerah di beberapa bagian namun bibirnya membiru.

Sean masih menatap foto itu selama beberapa saat sampai ia membuang wajah dan beralih menghadap sang detektif pribadinya. "Bagaimana dengan Alexa?"

"Nyonya Alexa tidak bersalah, Tuan. Tidak ada bukti kuat yang mengarah ke Nyonya. Riwayatnya benar-benar bersih meski kita sempat mencurigainya di awal."

Unsweetened Marriage ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя