LII. Our Future

22.6K 1.2K 64
                                    

Alexa berjalan tegap melewati lorong gedung dengan interior cokelat hangatnya. Alexa menghirup aroma tempat itu dalam-dalam, wangi pengharum ruangan beraroma orchid yang begitu floral terasa menenangkan. Ia merindukan tempat itu, tempat pertama dia bekerja setelah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tempat dia belajar banyak hal dan sedikit demi sedikit mengerti tentang dunia yang digeluti Papa dan Mamanya.

Oh rasa familiar itu membuatnya haru. Dia telah kembali ke kantor lamanya. Dia tidak bisa percaya hal itu. Rasanya begitu nyata. Dia akan kembali memulai kariernya di sana lagi, tanpa kekhawatiran dan bertemu dengan problematika perasan yang berhubungan dengan lawan jenis seperti dulu.

Alexa tersenyum ketika beberapa pekerja tampak terkejut dengan kehadirannya kembali. Tak sedikit yang bahkan tak mampu menyembunyikan ekspresi wajahnya, lebih-lebih saat mereka melihat perut Alexa.

Tampaknya berita soal kehamilan dan perceraiannya juga telah menyebar di kantor itu. Tapi toh, Alexa tidak peduli. Tidak ada yang lebih baik daripada akhir yang baik, kejadian semacam ini mungkin saja menjadi momok buruk bagi sebagian orang, tapi bagi Alexa entah mengapa hal ini malah melegakan dan nyaman. Merelakan semua yang terjadi setelah ia berusaha sekeras itu membuatnya menerima dengan lebih mudah garis takdir terbaik dari Tuhan untuknya.

Alexa berjalan berbelok dan langsung memasuki lift. Dia lantas memencet lantai paling atas, satu lantai khusus yang hanya berisi ruangan papa dan asistennya. Dia sudah hapal di luar kepala soal tempat itu, tentu saja karena sebelumnya dia sudah bekerja hampir setahun di sana.

Pintu lift terbuka. Alexa pun segera berjalan menuju satu-satunya ruang pemegang jabatan tertinggi di kantor iti. Kedatangannya pun disambut oleh asisten pribadi papa yang langsung menghampirinya sembari mengajak berbasa-basi kecil.

"Selamat datang nyonya muda." Sapa pria berusia di awal empat puluhan itu ramah.

"Antonio! Hentikan memanggilku dengan panggilan itu. Cukup panggil saja Alexa jika di kantor dan terima kasih. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali kita bertemu."

"Aku baik Alexa. Bagaimana denganmu? Tampaknya kau tambah sehat dan akan kedatangan anggota keluarga baru, selamat ya." Lelaki berkacamata berdarah Italia itu tersenyum lebar hingga matanya tertarik membentuk segaris lengkungan sipit.

"Terima kasih, Antonio. Ya aku sehat, kami semua sehat."

Antonio mengangguk. "Syukurlah kalau begitu. Oh Tuan dan Nyonya menunggu anda sejak tadi di dalam."

"Baik, aku akan segera ke sana. Senang bertemu lagi denganmu Antonio."

"My pleasure."

Alexa pun berjalan ke dalam dan seperti dugaannya Papa tengah duduk di belakang meja kerja dengan sebuah laptop yang terbuka terletak di atas meja. Papa tampaknya begitu serius hingga belum menyadari kehadirannya.

"Papa!" Panggil Alexa kecil yang langsung membuat lelaki itu sadar dan bangkit lalu datang memeluk anak bungsunya.

"Welcome back, princess," ucap Papa sembari menepuk-nepuk dan mengelus punggung Alexa pelan sebelum melepaskannya.

"Mama juga di sini?"

Papa tersenyum, sebelah alisnya naik. "Kau tidak mau pulang ke rumah jadi mama menyambutmu di sini."

Alexa mendengkus, mendengar sarkas khas papa. "Mamamu sedang keluar sebentar, ayo duduk dulu."

Tak lama setelah papa bicara banyak seperti biasanya, pintu ruangan itu pun terbuka. Mama datang dengan membawa bungkusan makanan entah dari mana.

"Alexa!"

"Mama!"

Mama pun langsung berjalan cepat dan memeluk sang anak yang duduk di sofa erat. Mama lalu menciumi kedua pipi anaknya bergantian sebelum kembali memeluknya erat.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now