XX. Heart Mind

18.6K 1K 25
                                    

Alexa menatap kosong dinding kaca kafe siang itu. Meski raganya ada di sana, jiwanya sedang terbang entah ke mana. Ia tengah berpikir keras, berusaha menarik satu titik yang menjadi jalan temu terbaik antara hati dan otaknya.

Memori tentang kejadian beberapa jam lalu masih terasa segar dalam ingatan. Pengakuan Sean dan permintaan Alyssa.

Alexa kembali menilik kembali niat awalnya dalam pernikahan ini. Semuanya memang salah sejak awal. Bagaimana pun juga yang Sean katakan ada benarnya, mereka berdua terikat satu sama lain meski masih sama-sama asing dengan diri masing-masing. Dan semua itu demi Alyssa, ya, demi memenuhi permintaan Alyssa. Sang kakak yang sedang berjuang melawan penyakitnya dan seolah berperan menjadi Dewi cinta. Meski itu berarti kakaknya mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

Jadi sejak awal niatnya adalah memenuhi permintaan sang kakak dan membuat kakak tersayangnya itu bahagia, bukan? Lantas kenapa dia terjebak dalam perasaanya sendiri?

Ya, Alexa terjebak dalam perasaan sepihak. Dia memang tidak bisa berbohong bahwa ia menyimpan perasaan suka pada Sean bahkan semenjak dia masih sekolah. Ia yang kerap melihat Sean datang ke rumahnya pun diam-diam mengagumi lelaki itu, bagaimana tidak, Sean memiliki segudang pesona yang bahkan wanita normal manapun tidak dapat tolak. Cinta monyet yang tak berbalas.

Tapi semenjak Alexa mendengar bahwa Sean adalah pacar sang kakak dan calon suami yang dijodohkan dengan sang kakak, Alexa pun langsung mengubur perasaannya dalam-dalam. Ia berusaha melupakan semua kekaguman, harapan bahkan perasaannya pada Sean. Dan setelah Sean melanjutkan kuliahnya di luar kota, lelaki itu pun jarang kembali datang ke rumahnya dan menemui Alyssa secara langsung meski mereka masih tetap melakukan komunikasi.

Dan itu tentu memudahkan Alexa untuk melupakan Sean. Alexa menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan dan club di sekolah. Dia bahkan sempat mendapat beberapa penghargaan karena prestasinya. Karena itu, Alexa bisa masuk ke salah satu universitas terbaik di negara itu, universitas tersohor yang memiliki prestasi tingkat dunia. Dan setelah itu, nama Sean tidak pernah lagi terlintas di kepalanya. Bahkan saat sang kakak memberi tahunya bahwa dia akan melangsungkan pernikahan dengan Sean dalam waktu satu tahun. Alexa yang saat itu sudah berada di tingkat akhir masa kuliah begitu sibuk hingga tak lagi sempat memikirkan perasaannya, ia pun hanya memilih untuk memberikan selamat dan bereaksi bahagia pada sang kakak.

Namun tak lama semua berubah setelah Alexa mendapatkan kabar bahwa kakak perempuan satu-satunya nya itu harus mendapatkan pengobatan kemo. Ia pun buru-buru bertolak kembali ke kampung halamannya segera setelah urusan perkuliahan selesai. Alexa pun baru mengetahui jika sang kakak telah mengidap penyakit ganas itu dan berjuang melawannya selama setahun terakhir. Dan kabar buruknya adalah, penyakit itu telah menyebar dan menggerogoti hampir separuh tubuhnya. Dokter bahkan mengatakan bahwa hanya keajaiban yang menyembuhkan Alyssa. Tidak banyak harapan yang tersisa dari treatment dan obat-obatan yang masuk ke tubuhnya.

Alexa pun merasa begitu rapuh. Dan tak lama setelah ia kembali, sang kakak mengajaknya ke taman bunga seperti biasa. Taman itu masih begitu terawat oleh tangan tak kokoh Alyssa. Dan sore itu, sang kakak memintanya untuk melakukan sesuatu yang tak mungkin. Menikah dengan Sean. Hal gila apa yang akan menimpanya.

Alexa benar-benar gundah saat itu, ia benar-benar ingin marah dan menolak. Namun saat melihat wajah pucat dengan mata memelas berkaca-kaca milik Alyssa. Ia sadar bahwa tidak banyak waktu yang tersisa bersama sang kakak. Dan itulah saat-saat terakhir ia bisa membahagiakannya.

Dengan berat hati, Alexa pun menerima permintaan itu. Tanpa menghabiskan lebih banyak waktu lagi. Pernikahan itu pun diselenggarakan dalam waktu satu bulan setelahnya. Keluarga William dan Wilson pun langsung mempercayakan acara besar itu pada wedding organizer ternama, Alexa pun harus mengikuti beberapa sesi fitting baju, pemilihan dekorasi yang sesuai dengan permintaan dua keluarga, bahkan pemilihan pernak pernik seperti undangan dan hiasan pesta. Semua ia lakukan dengan keluarga William dan keluarga Wilson, hanya sedikit sekali kegiatan yang melibatkan Sean secara langsung. Sean hanya pergi saat mereka harus fitting baju pengantin, selebihnya ia tidak pernah tampak batang hidungnya. Bahkan, saat membeli cincin untuk pernikahan pun ia terpaksa pergi dengan Mom-- yang saat itu masih ia panggil dengan sebutan Mrs. Rosetta -- karena Sean beralasan dia sibuk dengan pekerjaan. Sean memang sejak awal tampak tak tertarik dengan pernikahan itu, ia sama terpaksanya dengan dirinya sejak awal. Namun bedanya Sean memang tidak memiliki perasaan apapun pada ia, bahkan hanya untuk setitik rasa iba dan simpati. Sean juga menegaskannya kemarin.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now