XXX. Hopes

16.3K 973 20
                                    

"Good morning beautiful," sapa Sean sembari mengecup pipi sang istri singkat.

"Good morning," balas Alexa sembari memandang sang suami sekilas.

"Mau aku buatkan sesuatu?" tawar lelaki itu. Ada senyuman kecil yang merekah di wajah tampannya pagi itu.

Setelah jogging pagi, Sean memang baru saja menghampiri perempuan cantik yang kini tengah duduk di dapur sembari menikmati semangkuk yoghurt. Sean lantas menyeret kursi ke samping perempuan itu lalu mengambil posisi duduk berhadapan dengan Alexa.

Alexa berpikir sebentar tentang tawaran Sean. Tidak banyak yang menarik napsu makannya pagi itu. Tidak seperti biasanya, kali ini ia merasa begitu malas untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Sedari tadi bahkan hanya satu cup yogurt dengan buah-buahan segar yang sanggup melewati kerongkongannya. Beberapa saat Alexa berpikir sampai akhirnya ia terpikir sesuatu yang segar dan memiliki terkstur renyah.

"Hmm... Aku ingin sesuatu yang gurih, sedikit crunchy dan segar," jawab wanita itu akhirnya.

Dahi Sean berkerut sebentar. Ia tampak berpikir keras mencari ide sebelum akhirnya cahaya di matanya kembali. Lelaki itu tampaknya telah menemukan menu yang cocok.

"Bagaimana jika warm chicken salad dengan tortila?"

Alexa sontak mengangguk. Tidak buruk juga. Kedengarannya salad yang segar sangat cocok berpadu dengan gurihnya daging ayam dan kulit tortilla yang renyah. "Mmhmm ... ide bagus."

Lelaki itu pun segera berjalan menuju kulkas dan memilih bahan makanan yang dia perlukan. Dia lantas mengeluarkan satu bungkus daging ayam beku, kulit tortila dan beberapa sayuran segar.

Alexa mengamati gerak-gerik sang suami lekat-lekat. Lelaki itu selalu tampak serius ketika mengerjakan apapun. Salah satu sisi mempesona yang selalu menarik perhatian Alexa sedari dulu. Dia tidak menampik bahwa wajah serius Sean tampak begitu tampan ketika tengah memberikan perhatian penuh pada suatu hal.

Sesaat matanya masih fokus memperhatikan lelaki itu hingga Alexa melepaskan pandangan dari Sean. Ia lantas melihat ke luar. Langit biru tampak cerah pagi itu, menaburkan energi positif yang dapat dirasakan salah satunya wujud kehangatannya. Inilah nuansa tropis yang dicari oleh orang-orang, bahkan sebagian rela membayar mahal untuk berkunjung ke pulau-pulau di daerah beriklim tropis.

Bicara soal berkunjung, tiba-tiba Alexa teringat kedatangan anak kembar dua hari lalu. Anak-anak itu berhasil menghadirkan aura positif di villa itu. Keceriaan mereka serta tawa renyah yang terdengar sepanjang waktu. Lalu Alexa juga tak luput memperhatikan bagaimana Sean memperlakukan dan memanjakan anak-anak itu. Bahkan senyuman lebar di bibir pria itu dan keceriaan anak-anak itu cukup bertahan lama.

Suasana yang mengalir bahkan sampai membawa Alexa tenggelam dalam obrolannya dengan Sean. Alexa masih begitu ingat cerita Sean tentang kegelisahannya. Mereka cukup terbuka untuk sama-sama membagi kegelisahan satu sama lain saat itu. Bahkan ia dan Sean pun sempat membagi rencana satu sama lain terkait masa depan anak. Benar-benar gila! Bagaimana bisa obrolan itu terjadi begitu saja. Sesuatu yang Alexa tidak pernah rencanakan, dan hanya berawal dari sebuah game remaja pada masa sekolah. Alexa masih tak habis pikir ia dan Sean bahkan saling membagi rahasia ketakutan satu sama lain.

Alexa kembali mengalihkan pandangan pada sosok pria yang sibuk menata bahan makanan di meja counter. Lelaki itu lantas meraih pisau dapur dan mulai memainkan benda tajam itu dengan lihai hingga memotong sayuran menjadi bagian-bagian kecil. Tampaknya pria itu memang lihai dalam banyak urusan.

"Sean."

"Hmmm."

"Aku terpikir untuk mengundang keluarga Mrs. Louanne untuk makan malam."

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now